Oleh: Nazar EL-Manfudzi
[email protected]
Analisa Opini .
Bendera menjadi simbol penghormatan bagi pemilik rumah jika dikibarkan menggunakan tiang bendera sebagai bentuk publish opinions.
Dalam kasus bendera Tauhid di Indonesia, aktor berusaha menghubungkan MRS (Muhammad Rizieq Shihab) dengan radikalisme ISIS dan simbol- simbol ektrimisme yang dilarang oleh pemerintah Arab Saudi.
Tentulah menjadi pertanyaan secara estetika, apakah bendera hitam di belakang rumah milik tuan rumah?
Menggunakan silogisme estetika bendera menempel di bekang rumah tentulah tidak patut dan tidak layak dilakukan pemilik rumah untuk menghormati sebuah bendera.
Bendera menempel di belakang rumah sebagai sebuah simbol identitas tuan rumah menjadi premis minor karena ada aktor demagog yang berusaha membuat konklusi menempelkan identitas pemilik rumah melaluli bendera.
Untuk mencapai published opinions sang demagog menggunakan jalur Strategic berusaha melaporkan MRS.
Haryatmoko, dalam Etika Politik dan Kekuasaan (Jakarta: Kompas, 2003), demagogi sangat efektif untuk menggalang dukungan politik, aktor demagog mencari kambing hitam dalam permasalahan.
Sang demagog gagal membuat public opinions sehingga dengan mudahnya MRS menyebutkan itu sebagai sebuah fitnah.
Banyak orang berpolitik gagal dalam membedakan public opinions dan published opinions, apa yang dia lihat dan rasakan hanya mengalir pada apa yang mereka yakini tapi tidak tau kebenaran yang didapatkan.