PKK Lamongan Sosialisasi Cegah Bayi Stunting

Ketua Tim Penggerak PKK (TPPKK) Lamongan Makhdumah Fadeli melakukan edukasi pada keluarga agar tidak terjadi stunting (ukuran kerdil) pada bayi.

Untuk mewajudkan kegiatan tersebut PKK Lamongan melakukan kerja sama dengan Kemendikbud untuk melakukan sosialisasi pencegahan stunting bayi pada masyarakat.

Makhdumah menyayangkan masih ditemuinya anak dengan kondisi stunting di Lamongan. Padahal Lamongan kaya akan sumber pangan, mulai dari padi, jagung, hingga ikan.

Bahkan beberapa hari lalu Lamongan telah menerima penghargaan Peduli Ketahanan Pangan Award bidang Inovasi Konsumsi Pangan Lokal dari Gubernur Jawa Timur.

Kondisi itu menurutnya dimungkinkan bisa terjadi karena adanya kurangnya pengetahuan orangtua dalam pemenuhan gizi anak, baik saat di kandungan maupun di masa aweal tumbuh kembangnya.

“Oleh karena itu Pemkab Lamongan melalui Dindik bekerjasama dengan Kemdikbud menggelar Sosialisasi Pendidikan Keluarga pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan, “ ujarnya.

Sementara Indro Suharto menjelaskan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek di usianya.

Akibat dari stunting, selain tubuh menjadi kerdi, kecerdasan juga tidak berkembang secara optimal sehingga melahirkan generasi yang lemah dan tidak berkualitas.

Jika kondisi ini dibiarkan, tidak mustahil bahwa 10 tahun atau 15 tahun ke depan, tidak akan pernah lahir generasi penerus bangsa yang patut dibanggakan untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Sedangkan Nanik Suwaryani meyakinkan bahwa Kemendikbud telah melakukan berbagai program intervensi penanganan stunting.

Ia menjelaskan program tersebut dilakukan melalui serangkaian kampanye, publikasi, sosialisasi, informasi dan edukasi perilaku hidup sehat.

Kemudian mengajarkan pembiasaan hidup sehat dan makanan sehat, layanan PAUD 0-3 tahun, dan program peningkatan mutu layanan PAUD melalui peningkatan kompetensi guru PAUD,

“Selanjutnya dengan melaksanakan program bantuan operasional penyelenggaraan PAUD, serta peningkatan kompetensi penilik, pamong, tutor dan instruktur pendidikan pertama,” jelas Nanik Suwaryani. (Rinto)