Kapolres Lamongan: HTI Bahaya Laten bagi Indonesia

Kapolres Lamongan AKBP DP Hutagalung menilai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan salah satu bahaya laten di Indonesia. Ia mengatakan bahaya paham ini dikarenakan paham ini ingin merubah dan merusak NKRI.

Pernyataan tersebut disampaikan AKBP Feby saat melakukan acara cangkrukan kamtibmas bersama dengan petani di desa Besur kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, Sabtu (03/11/2018).

“Selama ini Lamongan bisa dikatakan aman dalam arti belum pernah ada hal yang menonjol atau kelompok tertentu yang mencoba untuk merongrong keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebagai Kapolres Lamongan kami memiliki tanggung jawab sebagai garda terdepan mengajak semua elemen agar selalu waspada dan understimed kapanpun dan di manapun terhadap segala rongrongan dan ancaman,” ungkap AKBP Feby.

Masih dikatakan Feby, tidak menutup kemungkinan petani juga disusupi oleh mereka yang berusaha mengganggu Kamtibmas di wilayah Kabupaten Lamongan khususnya Desa Besur Kecamatan Sekaran.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya saya berikan kepada petani Desa Besur yang telah menorehkan prestasi dan semoga ditahun-tahun berikutnya bisa kembali menorehkan prestasi. Karena torehan prestasi tersebut membutuhkan proses begitu pula dalam hal menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” terangnya.

Namun, AKBP juga berharap masyarakat khususnya para petani tetap waspada akan adanya gerakan HTI.

“Bahkan Arab Saudi sendiri juga melarang adanya organisasi HTI, karena sangat membahayakan. Maka dari itu kita semua harus tetap sigap dan waspada. Walaupun berdasarkan data inteliken HTI di Lamongan tidak begitu besar, tapi jangan sampai kita kecolongan,” ucap Feby.

Lanjut penuturan Feby, bahwa sejak Negara kita merdeka kiblat kita bukan khilafah tapi NKRI yang berideologi Pancasila dengan UUD 1945.

“Kembali kita sampaikan bahwa ancaman dan rongrongan akan datang kapanpun dan di manapun dari kelompok-kelompok tertentu termasuk HTI yang selalu berusaha mengancam keutuhan NKRI. HTI memiliki faham yang bertentangan dengan ideologi bangsa.Sebab, apabila ideologi Pancasila dan sistem NKRI sampai diubah menjadi sistem khilafah, maka hal itu akan merusak tatanan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,” ujar AKBP Feby

Di akhir acara, Kapolres Lamongan berpesan pada masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, meskipun beda dalam organisasi maupun pilihan dalan pemilu kita semua

“Tahun 2019 merupakan tahun politik, menjelang pemilihan Calon Legislatif dan Calon Presiden. Beda pilihan itu wajar, sama halnya bentuk dan fungsi organ tubuh kita semuanya berbeda namun bisa menjadi kesatuan. Maka dari itu saya berpesan kepada Forkopimka dan semua elemen masyarakat untuk selalu menjaga dan mempererat tali silaturahim,” pungkas Kapolres Lamongan AKBP Feby DP Hutagalung,SIK.MH. (Rinto)