Aktivis sosial yang juga timses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet diindikasi melakukan kebohongan dengan menyatakan dianiaya oleh beberapa orang.
“Kalau dilihat aktivitas di Twitter, Ratna masih berkicau pada 22 September 2018. Padahal berdasarkan pengakuannya dianiya tanggal 21 September 2018,” kata Koordinator Gardu Banteng Marhaen Sulaksono Wibowo dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (2/10).
Sulaksono mengatakan, aktivitas anak Ratna Sarumpaet Atiqah Hasiholan di Instagram pada 23 September 2018 tidak memperlihatkan kesedihan maupun memberitakan ibunya mendapat aniaya.
“Sebagai anak tentunya Atiqah akan mengabarkan ibunya dianiya, tapi faktanya tidak,” jelas Sulaksono.
Menurut Sulaksono, polisi juga tidak menemukan pasien bernama Ratna Sarumpaet di Rumah Sakit di daerah Bandung dan sekitarnya.
“Berdasarkan pengakuan Ratna Sarumpaet, setelah dianiaya ke rumah sakit di daerah Bandung dan sekitarnya. Dari sini terlihat Ratna tak jujur,” papar Sulaksono.
Sulaksono mengatakan, petugas keamanan Bandara Husen Sastranegara juga tidak menemukan adanya penganiyaan terhadap Sarumpaet. “Juga tidak ditemukan penumpang atas nama Ratna Sarumpaet. Dari sini terlihat rekayasanya,” jelas Sulaksono.
Ia mengatakan, Ratna Sarumpaet itu pemain teater dan aktivis politik sehingga bisa memainkan karakter seolah-olah dikeroyok.
“Tujuannya sangat jelas untuk mendeskreditkan pemerintah Jokowi. Pola yang dilakukan Ratna Sarumpaet mudah terlihat,” pungkas Sulaksono.