Warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Jepara, Demak, Pati dan Kudus mengaku sangat kecewa terhadap kelakuan Barisan Ansor (Banser).
Suaranasional mendapat warga NU kultural menginginkan tidak adanya oknum Banser yang memusuhi sesama Islam.
Rochim (28) warga Tahunnan Jepara mengaku warga NU sangat kecewa kelakuan onum Banser. “Saya hanya orang kecil, kelakuan oknum Banser bisa dinilai buruk,” ungkapnya.
Alumni MA Walisongo, Pecanganaan Jepara ini mengatakan, oknum Banser harus mengakhiri kecurigaan sesama Islam. “Walaupun ada perbedaan disikapi dengan dewasa. Tak perlu saling suuzon (buruk sangka-Red),” ungkapnya.
Rochim mengatakan, oknum elit Banser bisa mengelak dengan retorika tidak membatalkan atau menolak ceramah. “Adanya demo dan apel di Lapangan Mlongo bisa dinilai sendiri,” jelasnya.
Ia mengatakan, mayoritas warga Jepara NU tetapi sangat kecewa adanya oknum Banser yang kelakuannya tidak mencerminkan sikap Islam.
Warga Gajah, Kabupaten Demak Murtdho (45) mengaku kurang setuju tindakan yang dilakukan oknum akhir-akhir ini. “Saya NU, tapi adanya oknum Banser yang meminta memonitor dakwah Ustadz Abdul Somad justru membuat citra buruk Banser,” ungkapnya.
Murtadho mengatakan, harusnya sesama islam menjaga persatuan. “Kita diajari Ukhuwah, Islamiyah, Basyariah, wathoniyah,” paparnya.
Pria yang sehari-hari bekerja di Pasar Gajah ini mengatakan, warga NU di bawah inginnya damai. “Kita ini yang penting shalawatan, ada pengajian,” jelasnya.
Nur Hasyim (34) warga Tayu, Kabupaten Pati tidak setuju oknum Banser yang menuding ada kelompok radikal memanfaatkan dakwah Ustadz Abdul Somad.
“Ustadz Somad mengisi ceramah di MPR, harusnya oknum Banser meminta polisi mengawasi, kenapa hanya di Jawa saja,” kata Nur Hasyim.
Alumni Madrasah NU TBS Kudus ini meminta oknum Banser mengakhiri isu ada kelompok radikal yang menunggangi ceramah Ustadz Abdul Somad. “Sesama Ahlussunah, bersaudara. Saya NU, Banser NU, Ustadz Abdul Somad NU. Kita bersaudara,” paparnya.
Hal sama juga dikatakan warga Undaan, Kudus Fathur Rohman (32) mengaku kecewa adanya oknum Banser meminta polisi mengawasi dakwah Ustadz Somad.
“Bahasa orang pinter minta mengawasi bukan menolak dan menggagalkan. Saya orang bawah, pertanyaan kenapa oknum itu meminta dakwah Ustadz Somad perlu diawasi,” tanya Fathul Rahman.
Fathul Rohman menilai oknum Banser membuat citra buruk ormas kepemudaan NU itu. “Sekarang ini Banser punya kekuasaan, harus dimanfaatkan dakwah ahlussunah. Dakwah itu menasehati, merangkul,” jelasnya.
Ia mengaku simpati yang dilakukan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (PKB). “Kalau Saya ditanya lebih simpati mana PKB atau Banser. Saya jelas milih PKB dan Cak Imin. Beliau tidak pernah menyerang lawan politik. Semua dirangkul,” pungkasnya.