Metrotvnews Berbohong Terkait Sandiaga Uno Akui Mahar Rp1 Triliun

Metrotvnews tidak memuat kutipan langsung dari Sandiaga Uno yang menyebut mengakui membayar mahar Rp 1 triliun kepada PAN dan PKS.

“Menikmati metrotvnews tasa Seword Saya kira tulisan berita tanpa kutipan keterangan narasumber hanya ada di blog abal-abal yang belagak seperti media online. Rupanya metrotvnews juga bisa begitu,” kata pengamat komunikasi Zico Alviandri.

Menurut Zico, metrotvnews seperti media online abal-abal terlihat dari judul “Sandi Sebut Mahar Rp 1 Triliyun ke PKS-PAN untuk Kampanye” tayang di laman tersebut pada 12 Agustus 2018 pukul 05.00 WIB.

“Ajaibnya, media online yang berpengalaman bertahun-tahun dalam jaringan Media Indonesia itu tak menuliskan pernyataan asli dari Sandiaga Uno dalam artikel yang terdiri dari 5 paragraf itu. (Tautan: http://m.metrotvnews.com/news/politik/1bVGpyXk-sandi-sebut-mahar-rp1-triliun-ke-pks-pan-untuk-kampanye ) Perlukah kutipan narasumber? Tentu saja. Itu menandakan keotentikan sebuah kabar, selain pakem 5W +1H,” ungkapnya.

Kata Zico, dengan membaca pernyataan yang sebenarnya, pengakses berita bisa mencermati sendiri apakah yang dimaksud oleh narasumber memang sesuai dengan yang ditulis wartawan. Penting juga untuk menerka arah framing halus oleh redaktur.

Framing adalah perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa dalam menulis berita. Percayalah, tak ada berita politik yang bebas penggiringan opini. Bahkan artikel yang ada kutipan langsung pun tak bebas framing. Apalagi seperti yang dibuat oleh metrotvnews tersebut.

“Lantas dari mana sumber tulisan itu? Mungkin dari pernyataan dalam video berikut: https://youtu.be/dsH1SsPabu0 . Di situ Sandi tak pernah menyebut angka untuk PKS dan PAN, hanya berbicara normatif soal dana kampanye yang akan transparan dan dikonsultasikan kepada KPK,” paparnya.

Soal isu mahar sendiri, kata Zico tidak akan menggoyahkan pendukung Prabowo-Sandi maupun PKS dan PAN. Karena mereka yakin, di seberang sana lebih jor-joran lagi dananya. Lagipula demokrasi kita memang demokrasi berbiaya mahal.

“Untuk kampanye dan saksi berskala pilpres yang diselenggarakan di negara seluas 1,905 juta KM persegi tentu butuh dana yang sangat besar. Dan yang mengeluarkan uang – kalau pun kabar itu benar – kan Sandiaga Uno, bukan negara,” pungkasnya.