Musisi Frans Mohede mengkritisi elit politik baik di partai pemerintah dan koalisi yang selalu ribut masalah kekuasaan.
“Memang harus ada ngabalin-ngabalin lain di tiap elit partai dan koalisi, biar rame dan menarik,” kata Frans di akun Twitter-nya @muaydisco76.
Menurut Frans, munculnya elit partai yang gaduh dan masing membela pemimpinnya tidak bisa dilepaskan adanya Ngabalin Effect. “Karena orang Indonesia jenuh dengan yang mainstream,” paparnya.
Publik dikejutkan saling saring antara elit Partai Demokrat dengan Gerindra, padahal sebelumnya SBY dan Prabowo sudah sepakat berkoalisi.
Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief menuding Prabowo Subianto sebagai jenderal kardus karena menerima uang dari Sandiaga Uno dan menjadikan Wakil Gubernur DKI Itu sebagai cawapres.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyouno menuding SBY jendeal baper (bawa perasaan). “Kalau Prabowo jenderal kardus, SBY itu jenderal ‘baper’ tukang ngeluh,” kata Arief.
Arief mengatakan Andi Arief tak mengerti tentang dinamika pilpres. Istilah ‘jenderal kardus’, kata Arief justru lebih tepat disematkan kepada SBY.
“Kardus-kardus koruptor itu justru di Demokrat, lihat siapa yang korupsi paling banyak, Demokrat,” kata Arief.