Ijtima’ Ulama yang digagas GNPF Ulama yang hasilnya mencapreskan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bukan mewakili ulama di Indonesia.
“Kalau klaim boleh, tapi sebenarnya tidak (mewakili),” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU Prof KH Said Aqil Siradj, Rabu (1/8).
Kata Kiai Said, namanya umat itu sangat besar dan tidak yakin dengan satu pilihan bahkan parpol yang berbasis umat pun tidak hanya satu. “Organisasi Islam pun tidak hanya satu, artinya umat Islam yang sangat besar itu tidak mungkin satu pilihan,” ungkapnya.
Kiai Said mengingatkan dibutuhkan kriteria pemimpin tak hanya orang yang paham ilmu agama.
“Silakan saja, silakan saja itu haknya dia. Tapi beginilah, kalau dalam fikih Islam itu harus berilmu, ilmu tentang politik dong, bukan hanya agama, harus ada visi-misi keadilan, harus bersih, harus berani, dan sehat jasmani-rohani. Itu syaratnya orang jadi presiden dan wakil presiden,” pesan Kiai Said Aqil.
Sebelumnya, forum Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional yang berlangsung 27-29 Juli merekomendasikan Ketua Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Untuk cawapresnya, ada dua nama yang direkomendasi kan, yaitu Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri dan Ustadz Abdul Somad.