Massa Banteng Ngamuk di Kalbar, Pemuda Muhammadiyah: Ancaman Pancasila dan Demokrasi serta Radikalis

Kejadian di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat yang rusuh setelah jagoannya kalah di Pilgub merupakan ancaman Pancasila, dan demokrasi

“Kerusuhan dan ancaman paska kekalahan salah satu Calon di Kalimantan Barat adalah ancaman serius bagi Pancasila dan kehidupan demokrasi kita,” kata Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Ahzar Simanjuntak di akun Twitter-nya @dahnilanzar.

Kata Dahnil, kejadian di Kabupaten Landak, Kalbar menunjukkan wajah asli radikalis. “Para radikalis dan anti Pancasila yang sesungguhnya menunjukkan wajah sebenarnya,” ungkapnya.

Kericuhan sempat terjadi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang diduga buntut dari hasil quick count Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalbar, Jumat (29/6/2018) petang.

Peristiwa ini bermula dari sekelompok massa yang berjumlah seratusan orang membakar ban di tengah jalan dan memanggang babi di sekitar lokasi Terminal Ngabang, Kabupaten Landak. Mereka membakar ban karena terpicu sebuah postingan di media sosial yang dinilai menghina mantan Gubernur Kalbar, Cornelis.

Selain itu, juga karena kecewa calon gubernur (cagub) jagoannya, Margret Natasa-Suryadman Gidot kalah di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sekitar Terminal Dara Itam Ngabang yang dalam wilayah Dusun Tebing Tinggi, Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Landak.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol Nanang Purnomo, mengatakan, kondisi saat ini wilayah Kalimantan Barat, aman.

“Kecil, enggak besar. Aman terkendali, kondusif,” ujar Nanang, Sabtu (30/6) dikutip dari VIVA