Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingkari janji dalam menyelesaikan kasus pembunuhan terhadap aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir.
“Saya paham bahwa pengungkapan kasus kematian munir ini salah satu janji Kampanye, tapi janji tinggal janji,” kata Koordinator Relawan Sadar (Korsa) Amirullah Hidayat kepada suaranasional, Ahad (4/6).
Kata Amirullah, Jokowi justru merangkul orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan Munir. “Orang yang diduga terlibat pembunuhan Munir masuk lingkaran Istana,” jelasnya.
Ia juga menyayangkan kalangan aktivis HAM yang masuk Istana tidak membantu dalam mengungkap kasus pembunuhan Munir. “Kasus pembunuhan Munir hanya dipolitisasi untuk meraih dukungan,” papar Amirullah.
Sedangkan menurut Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani, jika Jokowi tidak berani menyelesaikan kasus Munir bisa dianggap ia mengesampingkan harapan-harapan masyarakat.
“Jadi evaluasi bagi kami, jadi bukti bahwa Jokowi enggak lebih hanya konsen pada menjaga kekuasaannya,” kata Yati.
Yati menambahkan, ketidakmauan Jokowi untuk menuntaskan kasus Munir juga menunjukkan bahwa persoalan HAM hanya menjadi alat kampanye.
“Kami tinggal bilang memang selama ini ( Jokowi) menjadikan HAM untuk alat kampanye, untuk mendapatkan dukungan suara, dukungan kekuasaan,” kata dia.