Kemenangan oposisi di Malaysia di bawah pimpinan Mahathir Mohamad membuat Istana dan relawan Jokowi makin panik karena mempunyai efek domino ke Indonesia.
“Saya amati pasca kemenangan oposisi di Malaysia, buzzer Istana tidak ada yang mengucapkan selamat. Dan terlihat makin panik,” kata Aktivis Malari 1974 Salim Hutadjulu kepada suaranasional, Jumat (11/5).
Menurut tahanan politik era Soeharto ini, kemenangan Mahathir mempunyai efek domino terhadap perpolitikan di Indonesia. “Najib yang diunggulkan semua lembaga survei bisa kalah di Pemilu melawan Mahathir dan kelompoknya,” papar Salim.
Salim mengatakan, isu yang diusung oposisi Malaysia dan Mahathir hampir sama di Indonesia. “Isu Tenaga Kerja Asing (TKA) China mendapat sorotan dari Mahathir. Termasuk isu korupsi kelompok Najib. Di Indonesia isu E-KTP dan suap adik ipar Jokowi mendapat sorotan tajam,” papar Salim.
Kata Salim, konsolidasi oposisi makin kuat dengan Gerakan Ganti Presiden 2019 digalang kalangan kelas menengah dan anak muda.
“Gerakan ini dengan membawa isu kenaikan harga pokok bisa menyadarkan masyarakat di pedesaan untuk melawan pencitraan Jokowi. Mereka ini membawa fakta-fakta janji Jokowi yang tidak ditepati,” jelas Salim.