Dalang pembagian sembako di Monas yang memunculkan korban jiwa orang kuat di negeri ini karena pihak kepolisian membantah korban meninggal karena berdesakan dan ada intimidasi keluarga korban.
Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Rabu (2/5). “Kasus ini hanya dipotong operatornya, dalang dan sumber dana tidak akan terungkap,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, indikasi adanya orang kuat di balik pembagian sembako diamnya buzzer-buzzer yang selama ini menjadi pendukung penguasa. “Media mainstream tidak begitu menyorot. Beda kalau panitainya umat Islam atau FPI. Seminggu bisa terus diulang-ulang. Di Medsos terus dihabisi,” papar Muslim.
Kata Muslim, kata kunci dari kasus ini sembako dan dilakukan pada tahun politik. “Biar masyarakat bisa menilai siapa yang suka bagi-bagi sembako di saat ada gerakan ganti Presiden 2019. Dalam politik aksi muncul reaksi. Itu hal biasa,” jelas Muslim.
Muslim mengatakan, pihak kepolisian yang berbeda dengan fakta kejadian di Monas memunculkan kecurigaan dari masyarakat.
“Padahal pihak keluarga mengakui anaknya korban dari pembagian sembako di Monas. Polisi belum otopsi dokter sudah membantah. Ini sangat aneh,” jelasnya.