Langkah politik Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden (capres) alternatif di Pemilu 2019 terus menuai simpati sejumlah partai politik (parpol). Setelah PAN menyatakan tidak menutup peluang akan bergabung (merapat) bersama mantan Panglima TNI itu, yang dideklarasikan sejumlah relawan, giliran PKB memberi sinyal dukungan serupa.
Elektabilitas Gatot yang cenderung melejit dalam survei salah satu lembaga di Tanah Air di bursa capres-cawapres, memicu ketertarikan parpol dan kian membuka peluang terbentuknya poros ketiga melawan dua capres, Joko Widodo (PDI-P) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Bisa jadi, PKB, PAN, atau bahkan Demokrat satukan kekuatan usung Gatot sebagai capres.
Ketua DPP PKB Lukman Edy menyambut baik kehadiran tokoh alternatif yang digadang sejumlah relawan sebagai capres, salah satunya Gatot Nurmantyo. PKB, kata Edy, sudah mendengar kabar tersebut dan menganggap positif karena merupakan angin segar bagi publik disuguhkan banyak pilihan capres selain petahana Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Bahkan, Edy tak menampik, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bisa disandingkan dengan Gatot sebagai pasangan capres-cawapres di pemilu tahun depan. Menurut dia, dalam politik semua kemungkinan bisa saja terjadi. Pada level tertentu PKB juga mengakui, sudah menjalin komunikasi politik dengan elite parpol, termasuk para relawan membahas pilpres.
“Capres alternatif sangat bagus karena rakyat punya banyak pilihan. PKB masih membaca situasi karena dalam politik semua kemungkinan bisa terjadi,” katanya, Kamis (26/4) dikutip dari Harian Nasional.
Sedikitnya, enam nama muncul sebagai capres alternatif. Berdasar survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Gatot Nurmantyo tertinggi dengan persentase 27,4 persen, disusul, Rizal Ramli 23,9 persen, Susi Pudjiatuti 9,5 persen, Anies Baswedan 9,4 persen, Tuan Guru Bajang Zainul Majdi 6,4 persen, dan Abraham Samad di angka 2,3 persen.
Mendekati pendaftaran capres-cawapres 4 Agustus mendatang, Muhaimin tampak aktif melakukan safari politik demi menunjukkan keseriusan ingin maju sebagai cawapres. Kemarin, Muhaimin menemui politikus senior Golkar Akbar Tanjung, berkonsolidasi seputar Pilpres 2019. Menurut Edy, Muhaimin berupaya menggali informasi dari negarawan dan tokoh politik.
Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) terus berupaya menangkap gejolak di masyarakat usai mendeklarasikan Gatot Nurmantyo sebagai capres belum lama ini. RSPN juga sudah berkonsolidasi dengan beberapa parpol di antaranya PBB dan PKS. Menurut Ketua Umum DPP RSPN Rama Yunatha, pekan depan merencanakan pertemuan dengan PAN dan Demokrat.
“Kami sudah menghubungi PAN dan Demokrat dalam rangka melakukan komunikasi politik. Namun, kapan pertemuan belum dipastikan. Kami berharap secepat mungkin (pekan depan),” ujar Rama.
Langkah RSPN berkomunikasi dengan parpol bertujuan membahas aspirasi masyarakat yang menyatakan butuh sosok pemimpin baru Tanah Air di masa mendatang. RSPN sudah kemukakan pendapat ke PAN, punya alternatif capres. Menyangkut tawar menawar politik, RSPN menyerahkan kepada Gatot karena relawan tidak masuk ranah politik tingkat elite.
Direktur Eksekutif Indonesia Politik Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, langkah politik Muhaimin mendatangi sejumlah elite, termasuk Akbar Tanjung sangat baik. Manuver Muhaimin dinilai punya pengaruh besar untuk meraih dukungan politik sebagai cawapres. Meski begitu, Ujang belum yakin, poros ketika dengan komposisi PKB, PAN dan Demokrat terbentuk.
“Sangat berat jika ketiga parpol tersebut berkeras mengajukan kader masing-masing sebagai capres atau cawapres. Kecuali jika ketiganya sepakat mengusung satu tokoh (alternatif),” kata Ujang.
Wasekjen PAN Fikri Yasin menganggap wajar, publik menyodorkan capres alternatif. Namun, dukungan parpol tetap jadi kunci bagi para capres alternatif untuk bisa maju dalam ajang pesta demokrasi nasional tahun depan. PAN beri sinyal siap mendukung capres alternatif sepanjang komunikasi politik berjalan baik. Bahkan, PAN mengakui, Gatot Nurmantyo capres paling berpeluang.