Tokoh Wanita Tionghoa Katolik: Ada Penggiringan Opini Islam tak Toleran

Agnes Marcellina (IST)

Saat ini ada penggiringan opini bahwa Islam tidak toleran di Indonesia seperti kasus penyerangan terhadap gereja di Sleman, Yogyakarta.

“Yang menyedihkan adalah reaksi yang berbeda, ada penggiringan opini publik bahwa Islam itu tidak toleran di negeri,” kata tokoh wanita Tionghoa Katolik Agnes Marcellina dalam pernyataan kepada suaranasional, Selasa (13/2).

Kata Agnes, saat terjadi penyerangan terhadap ulama, kiai dan ustadz maupun masjid dianggap pelakunya gila.

“Bahkan Kapolri pun menyatakan bahwa serangan terhadap ulama adalah kriminal biasa dan “persekusi” kepada biksu dan penyerangan di gereja Lidwina adalah karena pengaruh radikalisme,” jelasnya.

Menurut Agnes, faktanya adalah ada penggiringan opini publik yang memang disengaja untuk memecah belah bangsa.

“Bisa saja oknum oknum yang memicu kegaduhan kegaduhan adalah orang orang yang dibayar, yang demi uang melakukan apa saja,” jelasnya.

Ia mengatakan, Islam di negeri ini sedang disudutkan. Umat Islam diyakini akan menjadi kekuatan politik yang sangat besar.

“Pemegang kekuasaan takut akan gelombang kekuatan umat Islam bahwa ternyata gerakan gerakan bela Islam mampu mempersatukan umat Islam yang juga akan mampu untuk merontokkan sebuah kekuasaan,” paparnya.

Agnes meminta  sahabat non muslim, jangan terpancing, menghakimi, jagalah terus sikap penuh kasih yang kita miliki dan terus menjalin silaturahimi dengan sesama anak bangsa.

“Jika ada hal hal yang tidak berkenan dan melanggar hukum, laporkan dan musyawarahkan. Sekarang jamannya medsos jadi kebenaran tetap kita perjuangkan,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News