Kejadian Terhadap KH Umar Basir & Ustadz Prawoto Teror Terhadap Umat Islam

Ustadz Prawoto dan KH Umar Basir (IST)

Kejadian yang menimpa KH Umar Basir dan Kepala Operasi (Ka Ops) Brigade Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), R Prawoto bahkan sampai meninggal merupakan bentuk teror terhadap umat Islam.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (2/1). “Kejadian di Jabar yang menimpa tokoh Islam ini tidak bisa dibuat main-main,” ungkap Muslim.

Muslim merasa aneh penganiaya KH Umar Basri dan pembunuh Ustadz Prawoto disebut alami gangguan jiwa. “Nampaknya ada operasi intelijen yang memanfaatkan orang yang mengalami gangguan jiwa. Sebelumnya orang yang mengalami gangguan jiwa dicuci otak untuk melakukan teror dan pembunuhan,” ungkapnya.

Kata Muslim, kejadian di Jabar ini sangat terkait dengan Pilkada. “Situasi Jabar menjadi tidak kondusif maka wacana Plt Gubernur Jabar dari kepolisian bisa dibenarkan,” jelas Muslim.

Ia mengatakan, selain teror, akan muncul juga skenario membenturkan dengan agama lain. “Kemungkinan tak lama lagi ada teror gereja di Jawa Barat, ataupun muncul aksi bom bunuh diri,” papar Muslim.

Aksi-aksi teror ini, menurut Muslim dilakukan kalangan profesional yang sudah berpengalaman. “Publik bisa merasakan siapa di balik kejadian ini tetapi sulit membuktikan. Namanya saja operasi intelijen hitam,” pungkas Muslim.

Ketua PW Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat, Iman Setiawan Latief berharap kasus penganiayaan yang mengakibatkan kematian terhadap salah satu kader yaitu Ustaz Prawoto (40) oleh Asep Maptuh (45) bisa segera terselesaikan secara tepat, benar dan adil oleh aparat kepolisian.

“Mudah-mudahan pihak kepolisian, kami sangat percaya kepada mereka untuk menyelesaikan dengan tepat, benar dan adil dan tidak ada ekses yang tidak diinginkan,” ujarnya saat berada di Mesjid Muhajirin, Burujul, Desa Mekar Rahayu, Kabupaten Bandung, Kamis (1/2).

Ia mengatakan sebelum kejadian yang menimpa Ustad Prawoto, hal yang sama juga sempat terjadi di wilayah Cicalengka. Kala itu, seorang pimpinan pesantren juga dianiaya oleh orang yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo mengungkapkan proses hukum terhadap pelaku akan dilakukan secara profesional, transparan. Bahkan, tiap melaksanakan tahapan penyidikan akan disampaikan dan dilaporkan kepada pengurus Persis.

“Tahapan dan perkembangannya akan saya sampaikan kepada pengurus Persis. Termasuk apakah pelaku akan diperiksa kejiwaannya,” katanya.
 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News