Ada operasi senyap penyelamatan elit di negeri ini dengan menghapus nama-nama pejabat dalam dakwaan kasus E-KTP yang melibatkan Setya Novanto (Setnov).
“Kalau nama-nama pejabat hilang dalam penyebutan kasus Setnov, itu menandakan ada operasi senyap penyelamatan elit,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada intelijen, Kamis (14/12).
Kata Yazid, operasi senyap itu menganggap nama-nama yang hilang dalam dakwaan itu masih dibutuhkan partai politik atau elit di negeri ini. “Kalau Setnov sudah tidak dianggap karena kalau dibiarkan bisa mencoreng partai maupun penguasa saat ini,” papar Yazid.
Menurut Yazid, harusnya Setnov harus berani mengungap nama-nama yang terlibat dalam kasus E-KTP. “Kalau hanya diam saja dan pura-pura sakit justru merugikan mantan Ketua Umum Partai Golkar itu sendiri,” jelas Yazid.
Ia meminta Setnov harus seperti mantan Bendehara Partai Demokrat Nazaruddin yang menyebut orang-orang yang terlibat dalam korupsi. “Setnov tidak perlu takut, dengan penyebutan itu kasus ini makin cepat diselesaikan dan Setnov mendapat apresiasi dari rakyat,” pungkas Yazid.
Pengacara Setya Novanto, Maqdir Ismail merasa heran dengan adanya fakta-fakta yang ada di sidang terdakwa lain, namun hilang dalam dakwaan kliennya. Salah satunya soal nama-nama yang diduga menerima uang haram dari proyek e-KTP.
“Salah satu contoh fakta yang hilang, dalam perkara yang lain disebut sejumlah nama anggota DPR yang terima uang. Tapi di sini hilang, tidak ada lagi nama itu disebut. Salah satu contohnya adalah nama Ganjar Pranowo, Yasonna Laoly, di sini nggak ada lagi,” kata Maqdir usai persidangan di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).