Pihak kepolisian yang mengakui impor senjata berat dan bahan peledak menandakan pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak berbohong.
“Sebelumnya pihak Menkopolhukam dan Polri membantah adanya impor senjata berat. Namun setelah tersebar di medsos Brimob impor senjata berat dan bahan peledak baru mengaku,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Senin (2/10).
Kata Huda, pengakuan terbaru Polri menandakan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tidak berbohong terkait adanya impor senjata berat dan bahan peledak.
“Jenderal Gatot ‘dihabisi’ dan dibully atas pernyataan tersebut. Namun pernyataan terbaru Polri justru makin menunjukkan akurasi data intelijen yang dimilikinya,” papar Huda.
Huda mengatakan, publik bisa menilai siapa yang berbohong terkait impor senjata berat dan bahan peledak.
“Publik juga melihat para pendukung institusi tertentu yang membantah adanya impor tersebut. Institusi yang membantah adanya impor biasa dibantu para buzzer di medsos namun fakta tidak bisa dibohongi,” jelas Huda.
Ia mengatakan, setelah kebohongan ini terbongkar, pihak tertentu mencoba membuat alibi dengan tuduhan adanya pihak asing yang ingin mengadu domba TNI-Polri.
“Paling mudah untuk menutupi kasus dengan menuduhkan ke asing. Ini trik untuk menarik simpati ke publik saja,” papar Huda.
Selain itu, kata Huda, kasus ini membantah Panglima TNI Gatot Nurmantyo main politik. “Politik yang dijalankan Jenderal Gatot hanya untuk rakyat, bangsa dan negara bukan mencari kekuasaan,” papar Huda.