Pemuda Aswaja mengkritik acara nonton bareng (nobar) film Pengkhianatan G30SPKI karena tidak sesuai ajaran Islam dan memunculkan dendam.
“Saya kasihan Pahlawan Revolusi yang sudah meninggal, harusnya didoakan, dibacakan tahlil, justru diputar filmnya. Ini tidak sesuai ajaran Islam,” kata Koordinator Pemuda Aswaja Nur Khalim kepada suaranasional, Sabtu (23/9).
Kata Nur Khalim, nobar film Pengkhiantan G30SPKI justru membuka luka lama. “Keluarga pahlawan Revolusi dendam kepada keluarga PKI. Dalam Islam harus saling memaafkan,” papar Nur Khalim.
Nut Khalim setuju pernyataan mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bahwa NU dan PKI korban keadaan yang menyebabkan saling bunuh. “Kita saling memaafkan dan membangun banga bersama-sama. Tidak ada namanya dosa keturunan,” jelas Nur Khalim.
Selain itu, ia mengatakan, untuk ke depan tidak perlu nobar film Pengkhiantan G30SPKI tetapi doa bersama baik dari keluarga keturunan PKI maupun yang berseteru dengan PKI. “Kegiatan itu menjadikan bangsa Indonesia lebih baik,” pungkas Nur Khalim.