Situasi saat ini mirip menjelang peristiwa pemberontakan G30S PKI 1965 di mana muncul saling curiga di antara anak bangsa dan underbouw penguasa mengintimidasi parpol dan ormas lain.
Demikian dikatakan mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo di akun Facebook-nya.
“Situasi yang terjadi ditahun 1965 itu, sepertinya koq cenderung mirip dengan situasi sekarang ini ya,” kata Prabowo.
Kata Prabowo, saat ini mirip menjelang pemberontakan PKI 1965 di mana mereka yang dekat penguasa merasa ‘di atas angin’ sehingga berani melakukan provokasi dengan membuat hoax dan hatespeech.
“Karena yakin tidak bakalan ditangkap. Sebaliknya yang berani menyuarakan kebenaran malah ditangkepin,” ungkap Prabowo.
Prabowo mengatakan, dulu menjelang tahun 1965 komunis berupaya memutar-balikan kebiadaban yang mereka lakukan ditahun 1948.
“Sekarang ini berupaya memutar-balikan kebiadabannya yang terjadi di tahun 1965 dan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Prabowo.
Kata Prabowo, ABRI (sekarang ini TNI dan Polri) disusupi anasir komunis sehingga menjadi saling curiga dan cemburu. Lebih dari itu, terjadi rivalitas tidak sehat.
“Bahkan ada yang diwarnai konflik fisik (perkelahian). Rivalitas semakin ‘tidak nyaman’ karena saat itu Presiden terkesan mengambil jarak dengan TNI AD dan lebih dekat pada salah satu angkatan yang menurutnya mendukung ide pembentukan angkatan kelima,” jelas Prabowo.
“Yang terjadi kemudian, PKI lalu menculik dan membunuhi tokoh Islam dan Prajurit TNI AD yang puncaknya adalah terjadinya tragedi G30S/PKI,” pungkasnya.