Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengkritik pemerintah dan terlihat tidak sejalan dengan Presiden Jokowi lebih baik mundur dari jabatannya.
Demikian dikatakan Loyalis Jokowi Sukardiman Sungkono dalam pernyataannya kepada suaranasional, Rabu (25/5).
Menurut Sukardiman, Panglima TNI Gatot Nurmantyo telah bermain politik untuk kepentingan pribadinya khususnya untuk Pilpres 2019.
“Baca puisi yang terlihat menyindir pemerintahan Jokowi di hadapan peserta Rapimnas Partai Golkar menandakan ada sesuatu kepentingan tertentu,” papar Sukardiman.
Sukardiman menilai, Panglima TNI sedang menggalang kekuatan untuk meraih dukungan di hadapan politisi untuk Pilpres 2019.
“Arah politik Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah terlihat. Harusnya sebagai pemimpin tertingi di lingkungan TNI tidak melakukan gerakan politik seperti itu,” jelas Sukardiman.
Kata Sukardiman, Presiden Jokowi tidak perlu memecat karena bisa menimbulkan solidaritas terhadap Panglima TNI. “Lebih baik mengundurkan diri saja karena sudah cocok bekerja dengan Presiden Jokowi,” pungkas Sukardiman.
Gatot mendapatkan sambutan tepuk tangan peserta Rapimnas Partai Golkar saat mengakhiri pembacaan puisi itu.
Ia menyampaikan bahwa puisi itu merupakan gambaran tangisan dari penduduk di suatu wilayah, yakni penduduk Melayu.
Wilayah tersebut adalah Singapura. Sempat menjadi kelompok mayoritas di daerah tersebut, penduduk Melayu di Singapura kini justru terpinggirkan.
“Kalau kita tidak waspada, suatu saat bapak ibu sekalian duduk di sini, anak cucunya tidak. Duduk di pinggiran,” kata Gatot kembali disambut tepuk tangan hadirin.