Sejumlah preman berbaju kotak-kotak berteriak-teriak dengan ucapan kotor membubarkan pengajian di Kepulauan Seribu, Rabu (12/4).
Pengajian itu diisi oleh Ustadz Saiful Effendi dan Ustadz Alfian Tanjung untuk sosialisasi surat Al Maidah 51.
“Lalu tiba-tiba datang sejumlah orang Yang diduga preman berpakaian kotak-kotak seperti serbet yang membuat keributan/chaos,” kata pemilik akun Facebook Maaher At Thuwalibi.
Mertua Maheer yaitu Ustadz Saiful Effendi ikut mengisi pengajian dalam rangka sosialisasi Al Maidah 51 di kepulauan seribu.
“Rabu 12 April 2017; mertua kami (Ustad Saiful Effendi) bersama Ustad Alfian Tanjung sedang sosialisasi Al-Ma’idah 51 di kepulauan seribu agar ummat islam tidak memilih orang kafir bermulut jamban jadi pemimpin,” papar Maheer.
“Mereka teriak-teriak hendak membubarkan Tabligh Akbar dan memaki-maki dengan kata-kata ‘anjing-babi’ ke Ustad Alfian Tanjung,” tulis Maaher.
Kasubbag Humas Polres Kepulauan Seribu Iptu Ferry Budiharso mengatakan kegiatan tablig terhenti saat Ustadz Alfian Tanjung berceramah mengenai Isra’ Mi’raj.
“Pada pukul 14.28 WIB, tiba massa pendukung salah satu pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI (dari) Pulau Kelapa, kurang-lebih 20 orang memasuki lapangan bola dan menghentikan acara tersebut,” kata Ferry ketika dihubungi detikcom, Rabu malam (12/4/2017).
“Alasannya, si penceramah telah menggunakan kata ‘kafir’ dalam ceramahnya,” imbuh dia.
Karena insiden pembubaran itu, Kapolsek Kepulauan Seribu Utara AKP Fredy Yudha Satria datang ke lokasi dan memediasi kedua belah pihak, yaitu penyelenggara dan kelompok yang keberatan dengan tablig tersebut.
“Kami bernegosiasi agar acara tersebut dihentikan oleh karena situasi kurang kondusif. Lalu kelompok pendukung salah satu pasangan gubernur itu membubarkan diri,” ujar Ferry.
https://www.youtube.com/watch?v=3_dUigScRAc