Tuding Aksi 212 & 411 Radikal dan Mengarah Teroris, Staf Kepresiden Jokowi Anti Islam

Aksi super damai 212 (IST)
Aksi super damai 212 (IST)

Staf Kepresiden Jokowi menunjukkan sikap anti Islam dengan menuding aksi 212 maupun 411 sebagai gerakan radikal dan mengarah terorisme.

“Kalau menuding 212, 411 dengan gerakan Islam radikal dengan penilaian yang negatif menunjukkan staf kepresidenan itu anti Islam,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional, Sabtu (23/3).

Kata Lubis, staf kepresidenan memberikan banyak masukan kepada Jokowi tentang aksi 212, dan 412. “Dan ternyata masukan kepada JOkowi sangat salah, maka para penggerak 212, 411 dikriminalisasi dengan berbagai fitnah dan tudingan tidak berdasar,” papar Lubis.

Menurut Lubis, sangat berbahaya jika di lingkaran Istana terdapat orang-orang anti Islam. “Sampai sekarang tudingan penggerak aksi 212, 411 sebagai teroris tidak terbukti,” jelas Lubis.

Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Chrisma Aryani Albandjar mengatakan bahwa radikalisme merupakan salah satu bibit terorisme.

Chrisme pun menjelaskan bahwa salah satu bentuk eksistensi gerakan radikalisme dengan memperluas populasi.

“Kita lihat dalam aksi 411, 212 dan angka-angka selanjutnya adalah gerakan orang mayoritas, yaitu orang Islam. Namun mengapa yang mayoritas melakukan demonstrasi, bukankah itu adalah kebiasaan orang minoritas, dan aksi itu merupakan gerakan mencari panggung, saya lihat aksi itu adalah untuk mempertahankan followernya, dan itu salah satu bentuk yang dilakukan gerakan radikal,” ungkapnya di depan audiens, Kamis (23/3).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News