Prabowo Ingatkan Konflik Laten China di Indonesia

Letjen Purn Suryo Prabowo (IST)
Letjen Purn Purn Suryo Prabowo (IST)

Konflik laten mulai muncul kembali kepermukaan, ketika arogansi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai sebagai simbol kesombongan etnis China (dan nasionalis) yang dirasa telah mendominasi kehidupan politik dan ekonomi pribumi Indonesia.

Demikian dikatakan mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo di akun Facebook-nya, Jumat (16/12).

Kata Prabowo kekhawatiran terhadap “invasi” China semakin mengemuka ketika diberitakan dalam media :
Tenaga Kerja China ilegal semakin banyak. “Bahkan ada WNA China yang bisa punya NPWP dan SIM (?)” tanya Prabowo.

Prabowo mengatakan, dalam pemberitaan media juga disebutkan bibit cabai beracun terlihat telah ditanam oleh WNA China, dan penyelundupan narkoba asal China menempati posisi teratas.

“Cyber China secara fisik dan virtual telah “main” diberbagai aspek, utamanya politik dan ekonomi di Indonesia, Impor non-migas terbesar pun dari China, Sementara itu hutang RI ke China semakin meningkat, sejalan dengan begitu banyaknya pembangunan infrastruktur yang ditangani pengusaha dari China,” ungkap Prabowo.

Kata Prabowo, banyak yang tidak sadar, bahwa “invasi” seperti itu sebelumnya juga telah dilakukan secara masif oleh AS cs. Sementara itu invasi dari kedua negara besar tadi telah diimbangi oleh “infiltrasi” secara senyap oleh faham, ajaran dan budaya dari negara-negara yang sedang konflik di Timur Tengah. Sehingga sekarang ini Indonesia telah terjajah di bidang ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.

“Kemandirian bangsa dan kearifan lokal serta keragaman budaya asli tampaknya sudah menjadi barang langka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” jelas Prabowo.

Prabowo menyindir, bangsa Indonesia tidak perlu kuatir dengan peningkatan kekuatan militer China di Laut China Selatan, dan AS di Asia Pasifik. “Karena tanpa kekuatan militer seperti itu, sesungguhnya kita sudah menjadi jajahan kedua negara itu,” sindir Prabowo.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News