Meski 1.000 aktivis, politisi dan ekonom yang kritis kepada pemerintah ditangkap, pemerintahan ini tidak bisa diselamatkan. Bubar tanpa makar.
Demikian dikatakan Koordinator Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno Salamuddin Daeng kepada suaranasional, Jumat (9/12).
Kata Salamuddin, Rezim Jokowi bisa bubar dengan sendirinya tanpa makar karena pemerintah sudah sekarat dari awal. Dia naik ke tampuk kekuasaan tepat di saat dunia sedang runtuh.
“Ekonomi dunia dilanda turmoil yang hebat. Alam tidak berpihak kepada pemerintahan ini sejak awal mula meletakkan dasar dasar ambisi ekonominya,” ungkapnya.
Kata Salamuddin, begitu Presiden Jokowi berkuasa, harga komoditas langsung jatuh, langsung ambruk, tanpa tendang aling harga minyak berada pada titik terendah sepanjang sejarah krisis.
Padahal Indonesia sangat bersandar pada harga komoditas, yakni pendapatan dari minyak, ekspor ke luar, jual ke rakyat mahal. Begitu caranya rezim bekerja.
BACA JUGA:
- Jurnalis Wanita Metro TV Ancam Bakar Markas FPI dan Buat Pernyataan Mesum
- Boikot Metro TV Jadi Trending Topic Pertama Indonesia d
“Tidak hanya harga komoditas sumber pembiayaan global, dari sumber utang juga sulit. Suku bunga global merangkak naik. Biaya asuransi global merangkak naik. Rating utang Indonesia merosot. Indonesia bisa dapat utang tapi bunganya setinggi langit. Pemerintahan Jokowi bahkan mau mengais utang pada tingkat bunga diatas 10%,” ungkap Salamuddin.
Menurut Salamuddin, Pemerintahan Jokowi bisa ambruk dengan sendirinya disebabkan membangun ambisi di atas ideologi kapitalisme neoliberalisme. Dia masuk dalam neoliberalisme tahap akhir yakni finansialisasi sektor infrastruktur.
“Menyerahkan barang publik seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, telekomunikasi, rumah sakit dan fasilitas publik lainnya dibawah kendali swasta untuk dijadikan dasar pemulihan pasar keuangan,” pungkas Salamuddin