Tangkap Aktivis HMI, Rezim Jokowi Cederai Demokrasi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Rezim Joko Widodo (Jokowi) telah mencederai demokrasi dengan penangkapan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang terlibat dalam demo 4 November 2016.

“Untuk apa menangkapi demonstran yang sudah berpartisipasi dalam demokrasi?” kata mantan aktivis anti rezim otoriter Orde Baru, Syahganda Nainggolan kepada suaranasional, Selasa (8/11).

Kata Syahganda, bukankah lebih baik pemerintah yang meminta maaf karena telah jatuh satu korban tewas dari pihak demonstran.

“Bukankah kita akan mundur kembali ke rezim otoritarian, jika demonstrasi damai tanggal 4 November disikapi dengan penangkapan,” papar Syahganda.

Syahganda menegaskan, demokrasi yang kita perjuangan kan dengan menggulingkan Orde Baru masih dalam tahapan pematangan untuk menjadi demokrasi yang kokoh bagi kesejahteraan rakyat. Butuh konsolidasi. Demonstrasi adalah bagian demokrasi yang kita nikmati dan telah berlangsung hampir 20 tahun.

“Kita berharap sama menilai, bahwa demonstrasi tanggal 4 November 2016 lalu adalah sukses demokrasi terbesar di dunia, karena demo berjalan tertib, damai dan aman,” ungkapnya.

Ia mengatakan, demonstrasi tersebut begitu menyedihkan ketika pemerintahan Jokowi mengunci pagar Monas sampai dengannya 15.30 Wib. Dan membuat Barikade Kawat Duri ke arah Istana. Sehingga massa terkepung dalam keadaan padat dan penat.