Aguan Diundang Jokowi, Aktivis Malari 74 Curiga Istana Dikuasai Cukong dan Taipan

Salim Hutadjulu (IST)
Salim Hutadjulu (IST)

Aktivis Malapetaka Limabelas Januari (Malari) 1974 Salim Hutadjulu mencurigai Istana sudah dikuasai cukong dan taipan karena mengundang Sugianto Kusuma alias Aguan Bos Agung Sedayu Group yang telah dicekal KPK dalam kasus suap reklamasi.

“Aguan sudah dicekal KPK justru diundang ke Istana, Ada Apa,” kata Salim dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (24/9).

Kata Salim, harusnya Presiden Jokowi tidak mengundang Aguan karena memunculkan ketidakpercayaan rakyat terhadap penguasa saat ini. “Kalau sudah begini, rakyat sudah tidak percaya kepada Rezim Jokowi. Jangan salahkan kalau rakyat menuding Istana dikuasai cukong dan taipan,” ungkap Salim.

Menurut Salim, kecurigaan rakyat itu beralasan karena Jokowi pun tidak mempunyai sikap saat Menko Maritim Luhut Panjaitan mencabut larangan reklamasi Pulau G di teluk Jakarta. “Rakyat sekarang sudah cerdas dan informasi didapat dari mana saja,” pungkas Salim.

Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha di Istana Negara, malam ini (Kamis, 22/9) untuk mensosialisasikan tax amnesty. Dalam pertemua itu, Sugianto Kusuma alias Aguan Bos Agung Sedayu GroupĀ  juga diundang ke Istana.

Namun Aguan–yang masih dalam status cegah berpergian ke luar negeri oleh KPK karena kasus reklamasi ini–tak berkomentar kepada wartawan mengenai pembahasan dalam pertemuan bersama Jokowi. “Terima kasih,” ucapnya.