Wartawan senior Kompas Budiarto Shambazy hanya mempersoalkan pernyataan mantan Menko Maritim Rizal Ramli dan Amien Rais yang dianggap kasar.
“Rizal Ramli bilang Ahok “raja gokil”, Amien Rais bilang Ahok “sontoloyo”. Kok politik kita makin kasar ya?” kicau Budiarto di akun Twitter-nya @Shambazy.
Selama ini, Budiarto baik melalui tulisan, pernyataan maupun kicauan di Twitter tidak pernah mempersoalkan kata-kata kasar dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Saat Ahok menuding maling seorang ibu pun, Budiarto Shambazy tidak ada komentarnya.
Walaupun, pernyataan Budiarto di Twitter itu hanya sebagai ungkapan pribadi, dan tidak ada hubungannya dengan sikap Kompas, namun media yang didirikan Jakob Oetama dan PK OJong itu selalu mendukung Ahok.
Maka tak berlebihan peneliti dari Universitas Leiden Belanda Buni Yani, Kecilkan Suara Umat Islam Tolak Ahok.
“Saya setelah melakukan riset dan tidak menemukan berita demo kemarin mengenai penolakan umat Islam terhadap Ahok. Kompas sama sekali tidak membuat berita satu pun mengenai peristiwa penting tersebut,” kata peneliti dari Universitas Leiden, Belanda Buni Yani di akun Facebook-nya.
Menurut Buni Yani, sangat mustahil redaksi Kompas tidak paham apa yang disebut sebagai “news values” dalam ilmu jurnalisme.
“Masa demo yang dihadiri oleh sekitar 10 ribu orang (versi Republika) dan seribu orang (versi Detik) tidak jadi berita? Sudah pasti ini merupakan kebijakan redaksi untuk tidak memberitakannya,” jelas Buni Yani.