Tol Laut yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru memberi peluang pada pengiriman bisnis narkoba terutama dari China.
“Tol Laut Jokowi itu sangat berbahaya, bisnis narkoba bisa lewat narkoba. Bahkan pengakuan mantan Deputi Pemberantasan BNN Benny Mamoto pengiriman narkoba hampir 80 persen dari laut,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Selasa (9/8).
Kata Muslim, tol laut yang digagas Presiden Jokowi tanpa perencanaan secara matang termasuk dari segi keamanan barang yang masuk. “Justru ini bisa dimanfaatkan bandar narkoba dari China untuk memasukkan ke Indonesia,” papar Muslim.
Muslim mengatakan, Tol Laut yang sudah dilaksanakan pun tidak bisa mengatasi melonjaknya harga barang di Papua.
“Harga barang di Papua masih tinggi. Saya kira Tol Laut Jokowi gagal. Sapi yang didatangkan dari NTT dengan menggunakan kapal ternak juga tidak bisa menekan harga daging di Jakarta maupun wilayah lainnya,” ungkap Muslim.
Ia mencurigai Tol Laut ini justru bagian dari konsep dari China untuk menghancurkan Indonesia melalui narkoba. “Ini bagian dari strategi China menghancurkan Indonesia melalui narkoba,” pungkas Muslim.
Mantan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional, Inspektur Jenderal (Purn) Benny Mamoto mengatakan jalur laut memiliki berbagai keunggulan sehingga disukai para bandar dan pengedar narkoba.
Pertama, kata Benny, narkoba bisa dikirim dalam jumlah besar menggunakan kontainer yang diangkut menggunakan kapal laut.
Ini pernah terjadi ketika kontainer dari Cina berisi 1,4 juta butir ekstasi yang diurus oleh Sersan Mayor Supriadi dari Primkop Kalta Bais (Badan Intelijen Strategis) TNI.
“Kalau pelabuhan laut resmi modusnya seperti tadi lewat kontainer kemudian ketika mengurus barangnya disamarkan,” kata Benny di Cikini, Jakarta, Sabtu (6/8/2016).