Laboratorium Psikologi Politik UI yang menyebutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi sosok paling direkomendasikan pakar untuk menjadi gubernur DKI Jakarta menandakan lembaga yang dipimpin Hamdi Muluk itu sudah menjadi konsultan politik Ahok.
“Kita mau tahu, pakar siapa saja yang dimintai pendapat oleh Laboratorium Psikologi UI itu, terbuka saja. Biar masyarakat tahu semua,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Senin (1/8).
Menurut Muslim, masyarakat pun sudah tahu, Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk itu dulunya mendukung Jokowi di Pilpres 2019. “Biasanya pendukung Jokowi itu juga pendukung Ahok,” ungkap Muslim.
BACA JUGA:
- Prabowo Sebut Arogansi Etnis China Penyebab Kerusuhan di Tanjungbalai
- PDIP Dukung warga Protes Suara Azan
- Kasus Tanjungbalai, Dedengkot JIL Sebut Islam Bukan Rahmatan Lil ‘Alamin
Kata Muslim, saat ini beberapa lembaga survei yang berupaya untuk menggiring opini memenangkan Ahok. “Itu bagian penggiringan opini. Metodelogi secara ilmiah betul, dan tidak salah, tetapi ada framing khusus untuk kemenangan Ahok,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, survei pendapat pakar yang dilakukan oleh Lembaga Psikologi UI itu benar secara metodologi ilmiah tetapi disetting untuk kemenangan politik.
“Lihat saja pakar yang dimintai pendapat. Kalau Ikrar Nusa Bakti, J Kristiadi, kelompok CSIS ya, pasti dukung Ahok. Coba pakar politik maupun lainnya yang kritis terhadap Ahok, bisa dimasukkan tetapi tidak sebanyak yang dukung Ahok. Itu bagian dari setting metodologi survei saja,” jelas Muslim.
Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI, Hamdi Muluk, mengungkapkan, para pakar memilih Ahok sebagai tokoh paling direkomendasikan untuk jadi gubernur DKI jika Pilkada DKI Jakarta dilakukan hari ini.
Ahok dipilih 79,74 persen pakar sebagai tokoh paling direkomendasikan. Perolehan Ahok jauh mengungguli Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebanyak 38,8 persen dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 38,67 persen.
Di sisi lain, Lembaga Psikologi Politik UI juga melakukan survei terkait tokoh yang tidak direkomendasikan menjadi gubenur DKI Jakarta bila Pilkada DKI Jakarta hari ini. Hasilnya, pakar hukum tata pidana Yusril Ihza Mahendra merupakan tokoh paling tidak direkomendasikan dengan mendapat 43,8 persen.
Profesor pada gila karena duit ahok….
KOALISI VS AHOK
Koalisi tujuh parpol terdiri atas PDI-Perjuangan, Gerindra, Keadilan Sejahtera, Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Keadilan Sejahtera dan PAN dengan perolehan 82 Kursi di DPRD Jakarta. Sedangkan parpol pendukung AHOK (Nasdem, Hanura dan Golkar) hanya mencapai 24 Kursi. Koalisi 7 parpol memutuskan bahwa Calon Gubernur DKI 2017 harus seorang yang alim, bijaksana, beradab, santun, beretika, bersih dan cerdas “ASAL BUKAN AHOK!”
Tokoh pemimpin Jakarta sebaiknya terus terang (dan terang terus), bersih, berani memberantas korupsi yang merajalela. Masalah ibukota harus ia mampu selesaikan dengan cerdas, cermat, tegas dan tuntas. Ia loyal terhadap warganya, ethos kerja yang tinggi, tidak egois, tak mementingkan dirinya, partai atau golongan manapun. Menghadapi bawahan yang malas, tak becus dan ngeyel terus, ia segera pecat, ganti atau pindahkan. Terhadap fihak yang menipu, suka korupsi, kata-katanya bisa kasar, meledak-ledak.
Siapa tokoh itu, kalau bukan Basuki Tjahaya Purnama atau AHOK? Untuk kepribadiannya yang berani bersih dan anti korupsi, ia dianugerahi Award Yap Thiam Hien dan kemudian Award GUS DUR. Untuk kinerjanya yang berhasil mengembangkan Jakarta, ia menerima empat Piala Penghargaan Anugerah Pangripta Nusantara (APN) 2016 dari Bappenas untuk perencanaan provinsi terbaik di Indonesia!
Segenap jiwa raganya ia abdikan untuk Jakarta MAJU, Jakarta BARU! Pernah kata AHOK “Kalau ada calon gubernur yang lebih baik dari pada saya, berdasarkan track record, transparansi dan tidak korupsi, berarti ia itu lebih bagus, Jangan pilih AHOK, Pilih dia, yang lebih baik, Saya akan ucapkan “SELAMAT!” kepada warga Jakarta”. Tetapi, elektabilitas dan popularitas Pak AHOK sampai kini tidak tersaingi!
Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) laporkan survey terkait Pilkada DKI Jakarta. Survei tersebut mengupayakan opini kaum terdidik, pengamat sosial, berlatar belakang Profesor dan Doctor (PhD). Survey menyebut bahwa Basuki Tjahaja Purnama (AHOK) merupakan tokoh yang paling temperamental (paling tinggi level emosinya), tetapi dianggap paling tepat untuk memimpin Jakarta pada saat ini.
AHOK juga mendapat dukungan dari tokoh Muslim paling terkemuka: Azyumardi Azra, Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Din Syamsuddin, Ahmad Syafii Ma’arif (Buya), Moh Haerul Amri, Nusron Wahid dll.
Pendukung dan Teman Pak AHOK tersebar luas di Amerika Serikat, Inggeris, Belanda, Jerman, Perancis, Norwegia, Australia, Selandia Baru dll. Sedangkan Tiongkok, Korea Selatan, Jepang ingin menjalin kerja sama dengan pemerintah AHOK.
Maju terus, pak AHOK!
Sadar pak.. usia sdh dekat diujung… bersikap dan berbicara yg baik2 aja… jgn cari duit yg haram dgn kelakuan bejat…