Minta Rakyat tak Mengeluh Tenaga Kerja Asing, Jokowi Jerumuskan Indonesia Menuju Kehancuran

Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping saat pertemuan bilateral di Beijing (IST)
Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping saat pertemuan bilateral di Beijing (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta rakyat tidak mengeluh dengan adanya tenaga kerja asing menandakan mantan Wali Kota Solo menjerumuskan bangsa Indonesia pada kehancuran.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Jumat (22/7). “Harusnya sebagai presiden, Jokowi itu menerapkan kebijakan yang melindungi rakyatnya dari serbuan tenaga asing, ini justru menyalahkan rakyatnya sendiri,” ungkap Muslim.

Muslim mengatakan, sangat tidak pantas Presiden Jokowi meminta rakyat tidak mengeluh menghadapi tenaga kerja asing. “Gimana mau kompetisi, jika sebuah perusahaan, justru yang diambil tenaga kerjanya kebanyakan dari asing,” jelas Muslim.

Muslim mengatakan, Jokowi harusnya memproteksi bangsa Indonesia dan memberikan peluang pada tenaga kerja Indonesia bila ada investor asing ingin menamkan modal di Indonesia.

“Ini investor dibuat longgar, mulai dari kasar sampai profesional dikuasai asing, rakyat Indonesia hanya jadi penonton. Masalah tenaga kerja asing ini masalah sistem, bukan kompetensi tenaga kerjanya. Kalau soal kompetensi, tenaga kerja Indonesia tak kalah dengan asing terutama dari China,” papar Muslim.

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia tidak bisa menghindari persaingan ekonomi global seiring berlakunya perdagangan bebas di negara Asia Tenggara dan dunia.

“Karena itu saya ingin mengingatkan kita semuanya, bahwa perusahaan luar negeri yang masuk ke Indonesia tidak lagi bisa kita halangi. Jangan lagi kita mengeluh nanti kalau ada berbondong-bondong tenaga kerja asing masuk ke Indonesia, ada perusahaan-perusahaan skala ekonomi kecil (toko kelontong) membuka usaha di Indonesia,” ujar kata Jokowi pada puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-69 di lapangan kantor Gubernur Jambi, Kota Jambi, Kamis (21/7).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News