Diduga Karena Dianiaya Senior?, Serda Septian Meninggal Saat Pelatihan

Ilustrasi - SindoNews
Ilustrasi – SindoNews

Sersan Dua Septian Wahyu Sarjono aiswa jurusan Kejuruan Dasar Listrik dan Elektronika (Sejursarlislek) Skadron Pendidikan 203 Taruna Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Landasan Udara Sulaiman, Kabupaten Bandung meninggal dunia.

Dikabarkan kematian Septian diduga akibat dianiaya oleh pengasuhnya. Septian mengembuskan napas terakhir saat mengikuti apel malam di barak markas TNI AU Lanud Sulaiman, Rabu malam, 1 Juni 2016.

Mohammad Syafii Komandan Lanud Sulaiman Kolonel Penerbang telah membenarkan ada prajuritnya yang meninggal saat mengikuti apel malam. Menurut Syafii korban sedang melaksanakan orientasi pendidikan.

Sekitar jam 23.00, ucap Syafii, diadakan apel malam. Di apel malam, korban mengeluh sakit dan tidak sadarkan diri. Pengasuh melapor ke tim medis. Korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Sulaiman dan dirujuk ke Rumah Sakit Salamun. “Dirawat sehari lalu meninggal,” ujar Syafii di Lanud Sulaiman, Sabtu, 4 Juni 2016.

Baca juga:  Guru SMP Aniaya Siswinya hingga Kornea Matanya Pendarahan

Syafii mengatakan ia belum bisa memastikan apakah Septian meninggal akibat dianiaya oleh pengasuhnya atau ada penyebab lain. “Penyebab meninggalnya lagi kami cari,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang kutip dari Tempo, Septian meninggal setelah dipukul di bagian ulu hati oleh pengasuhnya berinisial Mayor Penerbang TBP. Dugaan aksi penganiayaan tersebut dilakukan TBP setelah mendengar ada taruna yang melecehkan siswa-siswa di jurusan lain.

Menanggapi informasi tersebut, Syafii mengatakan saat ini pihaknya tengah mencari tahu apa penyebab meninggalnya Septian. Dia belum bisa memastikan benar tidaknya informasi tersebut. Namun, sampai saat ini Mayor TBP beserta sejumlah saksi tengah diperiksa oleh Polisi Militer.

Baca juga:  Jubir: Positif Corona Keluhan Ringan Tak Perlu Dirawat di Rumah Sakit

“Andai saja saya melihat sendiri saya akan katakan iya. Kita sedang mengembangkan. Saya pun berharap prosesnya lebih cepat lebih baik. Apakah bener ada kesalahan prosedur bahkan tindakan pidana, nanti kita tunggu,” jelas Syafii.

Serda Septian dinyatakan meninggal pada Jumat malam, 3 Juni 2016. Pada Sabtu siang, jenazah Septian kini dimakamkan di Desa Kragan, RT 20 RW 11, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.[tempo]