Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang bunuh diri dengan memecat RT/RW yang menolak aplikasi Qlue.
“Kalau RT/RW dipecat akibat menolak Qlue, sama saja Ahok bunuh diri. kekuatan massa itu di RT/RW dan bisa jadi Ahok kalah telak di Pilkada DKI 2017 karena memecat RT/RW,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Senin (30/5).
Kata Huda, Ahok main pecat terhadap pengurus RT/RW menandakan mantan Bupati Belitung itu memberlakukan birokasi di Pemprov DKI Jakarta seperti milik perusahaannya sendiri. “Padahal mengurus biroksi itu beda dengan perusahaan. Ahok merasa semua atas kemauannya sendiri, kalau tidak sesuai dipecat,” jelas Huda.
Menurut Huda, cara pendekatan yang dilakukan Ahok ini akan memunculkan perlawanan di birokrasi bahkan sampai tingkatan RT/RW. “Lihat saja RT/RW sudah melakukan konsolidasi perlawanan terhadap Ahok. Ini menjadi kekuatan yang bisa menggerakan untuk melawan Ahok,” papar Huda.
Sejumlah pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) se-ibukota berkumpul di bilangan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (29/5) malam.
Salah satu alasan pertemuan tersebut digelar, menyusul dipecatnya Agus Iskandar sebagai ketua RW 012 Kebon Melati, Tanah Abang, Jakpus, oleh Lurah Winetrin Jumat (27/5), lantaran menolak pemberlakuan Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 903/2016.
Pasalnya, dalam SK Gubernur tersebut pengurus RT/RW setiap hari harus melaporkan kondisi lapangan di lingkungannya melalui aplikasi Qlue sedikitnya tiga kali untuk mendapatkan biaya operasional.