Relawan Jokowi-Ahok Social Media Volunteer (Jasmev) yang melanjutkan dukungan ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI 2017, maka di dunia maya akan terjadi fitnah dan serangan ke lawan politik semakin menggila.
“Tim Jasmev dihidupkan, yang dipakai anak-anak muda alay yang didoktrin dengan menganggap Ahok suci, maka di dunia maya makin gila dan fitnah merajalela,” kata pengamat politik Sahirul Alem kepada intelijen, Rabu (25/5).
Kata Alem, pola Jasmev itu selalu menyerang secara pribadi lawan-lawan politiknya baik di Twitter, Facebook, kaskus bahkan membuat situs sendiri.
“Polanya menyerang lawan politik. Munculnya Jasmev ini menandakan tim cyber Ahok dan Jokowi itu masih ada dan terbantahkan di mana dulu bosnya Dee Kartika pernah menyangkalnya,” jelas Alem.
Alem melihat saat Sjafrie Sjamsuddin dimunculkan sebagai komentitor Ahok saja, pasukan Jasmev sudah menyerang dengan isu pelanggaran HAM. “Saya amati Sjafrie diserang dengan isu pelanggaran HAM, Sandiaga diserang isu Panama Papers, Yusril diserang pribadinya. Jasmev ini merusak demokrasi. Saya tidak bisa membayangkan anak-anak muda yang cari kerja dan tidak tahu politik dikerjakan dan didoktrin untuk menyerang di dunia maya. Demokrasi Indonesia makin buruk,” pungkasnya.
Sebelumnya Relawan Jokowi-Ahok Social Media Volunteer (Jasmev) tidak menghentikan gerakan mereka hanya sampai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012.
Koordinator Jasmev Kartika Djoemadi mengatakan, relawan ini juga akan bergerak mendukung Basuki terkait pencalonannya pada Pilkada DKI 2017.
“Sekarang Ahok (bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama) nyagub pada Pilkada 2017, ya nyambung (dukungan) sampai hari ini. Kami dukung dua pemimpin anomali,” kata wanita yang akrab disapa Deedee itu, di Setiabudi Building II, Jakarta Selatan, Selasa (24/5/2016) malam.