Media milik Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Metro Tv maupun jaringannya tidak menghargai perjuangan Kemenlu yang telah berjuang secara diplomasi formal dan informal dalam membebaskan 10 sandera di Filipina Selatan.
“Metro Tv selalu mengklaim bahwa pembebasan ini berkat sebuah yayasan milik Surya Paloh. Padahal yang kerja Kemenlu, TNI, Polri, BIN, Bais, baik diplomasi formal maupun informal dan dibawah koordinasi Kemenlu,” kata pengamat politik Muhammad Huda kepada suaranasional, Senin (2/5).
Menurut Huda, pemberitaan di Metro Tv menggiring opini bahwa Surya Paloh itu paling berjasa dalam pembebasan sandera. “Ini sama saja tidak menghargai kerja keras Kemenlu maupun yang terlibat di dalamnya,” ungkap Huda.
Huda mengatakan, Surya Paloh dan NasDem punya kepentingan untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas pada Pemilu 2019 dengan menggiring opini berjasa dalam pembebasan 10 sandera.
Kata Huda, berdasarkan keterangan negoisator yang terlibat dalam pembebasan sandera, Mayjen Purn Kivlan Zein, tidak ada keterlibatan partai tertentu.
“Pernyataan Kivlan sangat tegas bahwa peran pembebasan ini dilakukan Kemlu sebagai koordinasi dan kalangan informal yang tentu punya jaringan di sana. Dan pernyataan Kivlan Zen menunjukkan sikap negarawan yang menjunjung nama negara bukan kelompok maupun golongan,” pungkasnya.
Media milik Surya Paloh, Metro Tv, Media Indonesia mengklaim pembebasan 10 sandera dari kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan atas peran Yayasan Kemanusiaan Surya Paloh.
Deputi Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat, pembebasan sandera juga dilakukan atas kerja tim kemanusiaan Surya Paloh yang merupakan sinergi jaringan pendidikan Yayasan Sukma (Sekolah Sukma Bangsa di Aceh) dibawah pimpinan Ahmad Baidowi dan Samsul Rizal Panggabean, kelompok Media Group, Partai Nasdem di bawah Ketua Fraksi DPR Victor B Laiskodat serta anggota DPR Fraksi Nasdem Mayjen (Purn) Supiadin.