Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak berani membuat ramai saat cost guad milik China melanggar kedaulatan NKRI di perairan Natuna.
“Jokowi yang mau membuat ramai konflik dengan China di Perairan Natuna tidak terbukti. Harusnya Jokowi membuktikan ucapannya itu dengan mengerahkan pasukan TNI AL dan AU di wilayah tersebut,” ungkap pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Ahad (26/3).
Menurut Baidhowi pengerahan pasukan TNI AU dan AL di Perairan Natuna akan menaikkan popularitas dan elektabilitas Presiden Jokowi. “Kasus Perairan Natuna bisa menjadikan rakyat Indonesia bersatu karena punya musuh bersama China,” ungkap Baidhowi.
Baidhowi menilai Jokowi tidak mengambil momentum kasus ini karena China punya jasa terhadap Jokowi terutama investasi di Indonesia. “Jokowi takut jika tidak mendapat utangan dari China jika konflik dengan negeri Tirai Bambu itu,” ungkap Baidhowi.
KP Hiu 11 melakukan upaya penangkapan Kk Kway Fey 10078, sebuah kapal pelaku penangkapan ikan ilegal asal China di Perairan Natuna.
Proses penangkapan oleh tim KKP dan TNI AL dari KP Hui 11 tidak berjalan mulus, lantaran sebuah kapal coast guard China secara sengaja menabrak KM Kway Fey 10078 ketika operasi penggiringan kapal nelayan ilegal dilakukan.Manuver berbahaya itu diduga untuk mempersulit KP Hiu 11 menahan awak KM Kway Fey 10078.