Pendiri Bangsa Indonesia Soekarno (Bung Karno) melihat kelakuan homoseksual sebagai malapetaka. Hal itu terungkap dalam biografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams.
Dalam buku itu diceritakan, Bung Karno melihat perilaku homoseksual saat dihukum di penjara Sukamiskin, Bandung.
Pidato Bung Karno dianggap membahayakan oleh penjajah Belanda karena dianggap bisa menggelorakan perlawanan terhadap penguasa saat itu.
Dalam buku diceritakan, saat berada di penjara Bung Karno melihat kelompok homoseksual yang dilakukan pria kulit putih.
Melihat fenomena ini, Bung Karno menyebutnya sebagai petaka. Selanjutnya ia mengutip kitab suci yang isinya seorang pria tidak bisa dipisahkan dengan istrinya dalam waktu lama.