Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengundang dua kali pegiat media sosial (medsos) menandakan mantan Wali Kota Solo itu butuh pencitraan dan menutupi kebohongannya.
“Di medsos, Twitter khan bebas, banyak membongkar berbagai kebohongan Jokowi mulai proyek mangkrak, kasus kereta cepat, ini yang membuat Jokowi khawatir, maka diundanglah pegiat sosial agar mereka menjadi buzzer di Twitter atau beropini di medsos lainnya,” ungkap pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Selasa (2/2).
Kata Muslim, Jokowi sangat memperhatikan pencitraan sehingga butuh pegiat di media sosial. “Yang disasar ini kelas menengah ke atas yang kritis. Kalau kelas bawah bisa ditipu oleh media yang sudah menjilat Jokowi,” ungkap Muslim.
Menurut Muslim, kondisi realitas tidak bisa dibohongi di mana rakyat sudah banyak teriak dengan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kalangan bawah. “Contoh harga daging mahal, dulu janjinya murah. Rakyat kecil sudah berbicara di pasar-pasar,” pungkas Muslim.
Beberapa pegiat sosial media (sosmed) mendatangi Istana Negara siang ini. Mereka datang untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Informasi yang didapat, Selasa (2/1/2016), para pengiat sosmed itu datang atas undangan Jokowi. Mereka akan makan siang bersama sembari berbincang santai.
Sayangnya, pertemuan tersebut digelar tertutup. Acara ini juga tidak ada dalam agenda resmi presiden hari ini.