Undang Pegiat Media Sosial, Jokowi Butuh Pencitraan dan Hadang Kelompok Pengkritik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (IST)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyadari bahwa butuh pencitraan di media sosial (medsos) dengan mengundang para pegiat medsos di Istana Kepresidenan dengan jamuan makan siang. 

“Para pegiat medsos walaupun tidak diminta akan menjadi buzzer untuk Presiden Jokowi. Pegiat medsos biar melakukan konter terhadap akun-akun yang mengkritik Jokowi,” ungkap peneliti Democracy for Freedom and Justice (DFJ) Muhammad Salafuddin kepada suaranasional, Kamis (28/1).

Kata Salafuddin, saat ini medsos sangat sulit terkontrol terlebih akun-akun yang tiap hari mengkritik Jokowi. “Ada trending topik di Twitter yang menyerang Jokowi membuat Jokowi ketakutan pemilihnya di kalangan perkotaan akan beralih. Kalangan perkotaan dan terdidik itu sudah tahu Jokowi hanya pencitraan saja,” ungkap Salafuddin.

Salafuddin mengatakan, tokoh seperti Yusril Ihza Mahendra yang memiliki pengikuti banyak di Twitter dan sering dikutip media bisa membuat Jokowi ketakutan.

“Yusril kalau ngetweet di Twitter berdasarkan fakta seperti kasus kereta cepat Jakarta-Bandung. Padahal Jokowi butuh dukungan di Twitter untuk membenarkan proyek kereta cepat itu,” papar Salafuddin.

Selain itu, kata Salafuddin, Jokowi yang masih mengandalkan pencitraan di media sosial menandakan ia masih dalam situasi kampanye. “Saat ini bukan kampanye lagi tetapi kerja nyata dan bukan pencitraan. Dari Media sosial pencitraan jokowi terbongkar makanya butuh buzzer-buzzer untuk menutupinya,” pungkas Salafuddin.

Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1) mengundang 30 penggiat medsos untuk makan siang kompleks Istana Kepresidenan.

Kehadiran mereka di Istana karena permintaan Presiden. Mereka salah satu dari elemen masyarakat yang ingin didengar pandangannya tentang pemerintah saat ini.

Tak heran jika di acara yang santai itu, Presiden lebih banyak mendengarkan lontaran, pernyataan, ataupun cerita para penggiat media sosial.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News