Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih terus akan terjadi, kembali di sektor minyak dan gas harga minyak yang terus anjlok, menyebabkan perusahaan migas harus melakukan pemangkasan biaya investasi dan distribusi.
DNV GL survei konsultan migas, melansir dari CNBC, Rabu (27/1/2016), hampir 3/4 pejabat eksekutif di perusahaan migas yang disurvei menyatakan akan melakukan pemangkasan karyawan. Langkah ini diambil agar perusahaan bisa bertahan dengan harga minyak yang rendah.
Harga minyak sudah anjlok 70% sejak pertengahan 2014 lalu, alhasil dampaknya mengguncang perusahaan di sektor ini. British Petroleum (BP) merupakan perusahaan besar terakhir yang mengumumkan rencana pemangkasan karyawan secara besar-besaran. Perusahaan asal Inggris ini berencana memangkas 4.000 karyawannya hingga akhir 2017 nanti.
Kondisi harga minyak saat ini berada di kisaran US$ 30/barel.
Berikut Hasil survei DNV GL sebagai berikut:
- Pemangkasan jumlah karyawan akan meningkat. Sebanyak 31 responden mengatakan pemangkasan akan naik 25% dibandingkan tahun lalu.
- Lebih dari 30% ekskutif perusahaan migas mengatakan, keputusan pemangkasan investasi akan makin berat. Investasi bakal turun 44% dibandingkan tahun lalu.
- Lebih dari 27% responden memperkirakan adanya pemangkasan biaya distribusi sebesar 31% lebih besar dari tahun lalu.
Meski begitu, salah satu responden dari China menyatakan masih akan ada ekspansi eksplorasi dan produksi migas. Bahkan perusahaan migas China masih akan mencari lapangan baru.