Undangan untuk acara groundbreaking kereta cepat Jakarta-Bandung menggunakan bahasa China.
Undangan menggunakan bahasa China tersebar di berbagai media sosial seperti Twitter, Facebook maupun lainnya.
Walaupun investor pembangunan kereta cepat itu dari China, harusnya undangan menggunakan bahasa Indonesia.
Beberapa netizen juga mengkhawatirkan pembangunan kereta cepat itu menggunakan tenaga kerja dari negeri Tirai Bambu.
Bahkan dana pembangunan kereta cepat yang katanya bukan dari APBN ternyata dari utang China dengan menggadaikan beberapa BUMN sebagai jaminan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membenarkan adanya utang dari China tersebut. Menurutnya, USD 10 miliar dari pinjaman itu nantinya bakal diberikan kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menggarap proyek listrik 35.000 MW.
Tidak sampai di situ, utang dari Negeri Tirai Bambu tersebut rencananya akan dialihkan untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung.