Para menteri yang berpolemik di luar menandakan tidak ada penghargaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kemungkinan beberapa menteri tidak menganggap Jokowi bukan seorang presiden.
“Kalau Jokowi sampai meminta para menteri tidak membuat gaduh menandakan, mantan Wali Kota Solo itu tidak dianggap sebagai Presiden. Kejadian seperti itu tidak ada di era SBY bahkan Gus Dur,” ungkap pengamat politik Zainal Abidin dalam pernyataan kepada suaranasional, Rabu (4/11).
Kata Zainal, permintaan Jokowi itu akan tetap diabaikan beberapa menteri. “Lihat saja setelah ada peringatan dari Presiden Jokowi, masih tetap saja gaduh,” ungkap Zainal.
Menurut Zainal, kegaduhan ini bukan karena para menterinya yang salah tetapi sosok Jokowi yang dianggap kurang wibawa dan tegas. “Ketegasan Jokowi masih dipertanyakan, buktinya beberapa pejabat setingkat Direktur BUMN saja berani melawan seorang menteri yang juga anggota kabinet,” jelas Zainal.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengumpulkan menteri-menterinya dalam rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden, Senin (2/11). Saat membuka rapat, Presiden memperingatkan menteri agar tak sembarang bicara sehingga membuat gaduh.
Ia mencontohkan, apabila ada perbedaan pendapat terkait suatu kebijakan, harus disampaikan dalam rapat internal. Jangan sampai, perbedaan itu justru disampaikan di luar rapat ketika keputusan sudah diambil.
“Silakan menyampaikan kalau setuju atau tidak setuju itu dalam rapat. Jangan sampai, sudah diputuskan dalam rapat, di luaran masih ada yang berbunyi tidak setuju,” kata Presiden tegas.