Putra Mbah Maemoen Zubair Ingatkan Bela Negara Bisa Dimanfaatkan Kelompok Komunis

KH Najih Maemoen (IST)
KH Najih Maemoen (IST)

Putra ulama kharismatik KH Maemoen Zubair, KH Najih Maemoen (Gus Najih) mengkritik keras program bela negara yang baru-baru ini dicanangkan Kementerian Pertahanan.

“Wacana “keharusan bela negara” itu rawan kepentingan, merekrut warga negara untuk ikut latihan perang dan militer dikhawatirkan bisa menjadi agenda China-PKI, Wahabi, Syiah dan berbagai aliran sempalan untuk kepentingan misi mereka,” ungkap Gus Najih sebagaimana dikutip dari situs NU Garis Lurus.

Menurut murid ulama Mekkah, Sayyid Maliki, kalau warga sudah bisa berperang, dikawatirkan mereka direkrut, dicuci otaknya dan diberi uang untuk memuluskan misi China-PKI, Wahabi, Syiah dan berbagai aliran sempalan.

“Menjadi pasukan yang anti-pemerintah, anti-Agama, pasukan perang untuk merongrong pemerintahan yang ada. Wacana tersebut rawan dengan kekerasan, radikalisme, kemahirannya bisa digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, premanisme, merampok, dan lain-lain,” jelas Gus Najih.

Kata Gus Najih, program bela negara yang dananya dari pemerintah rawan dikorupsi. “Kalaupun nanti ada dana dari pemerintah, juga rawan untuk di korupsi. Wacana tersebut kurang pas, disaat ekonomi Indonesia hari ini sangat carut marut,” papar Gus Najih.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bela negara sebetulnya sudah ditanamkan sejak awal. Jika seseorang merasa cinta pada negara, otomatis sudah membela negara. Terkait anggaran, dia menegaskan banyak pihak yang justru mau menganggarkan sendiri kegiatan bela negara di lingkungan masing-masing.

“Ini tak sama dengan wajib militer karena tidak ada sama sekali latihan fisik. Ini tentang bagaimana kita tetap setia pada negeri ini,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Harian Nasional.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News