Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanfaatkan bencana asap untuk menaikkan popularitas dengan mengunjungi daerah tersebut.
“Berdasarkan keterangan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Presiden Jokowi mau ke Riau. Ini justru memanfaatkan bencana untuk pencitraan. Beberapa hari yang lalu di daerah yang terkena asap juga tidak selesai,” ungkap pengamat politik Muhammad Huda dalam keterangan kepada suaranasional, Rabu (7/10).
Menurut Huda, dalam menanggulangi daerah yang terkena asap, Jokowi hanya perlu kebijakan paling tepat. “Misalnya mengerahkan bom air. Jika Indonesia tidak mampu bisa minta bantuan dari negara lain. Kalau Jokowi hanya datang membawa wartawan foto-foto dan tidak menyelesaikan masalah. Itu namanya hanya pencitraan saja,” papar Huda.
Huda melihat Jokowi mulai menggenjot pencitraan setelah nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. “Mumpung rupiah menguat dan diopinikan media mainstraim sebagai kerja Jokowi, maka Jokowi pun seolah-olah bekerja menyelesaikan kasus asap dengan terjun langsung di daerah tersebut,” jelas Huda.
Sebelumnya Seskab Pramono Anung menyatakan, pemerintah betul-betul serius dalam menangani kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera dan Kalimantan. Presiden Jokowi direncanakan bakal turun langsung meninjau lokasi dan penanganan di Riau, Jambi dan lokasi lainnya.
“Pemerintah serius menghadapi ini, nanti akan ada ratas khusus mengenai hal itu, dan kalau penerbangan bisa dilakukan, besok presiden akan ke tempat-tempat yang waktu itu mau dikunjungi, tetapi belum bisa, dan sedang dipersiapkan selama tiga hari mengkoordinasikan persoalan yang terkait dengan asap,” kata Pramono di Istana, Jakarta, Rabu (7/10).
Berdasarkan laporan dari Harian Nasional, respon pemerintah Jokowi dalam mengatasi masalah asap di Sumatera dan Kalimantan sangat lambat.
Demikian komentar pedas itu disampaikan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Ahmad Yulianto yang mengatakan, bencana asap sangat mengkhawtirkan saat ini bermuara di Sumatera dan Kalimantan