Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi Anggap Pribumi seperti Kera

Sofjan Wanandi. Foto: ist
Sofjan Wanandi. Foto: ist

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi tak pantas menyebut Indonesia sebagai bangsa pisang. Pernyataan itu terkesan rasis dan tidak pantas diucapkan seorang Sofyan Wanandi.

Demikian dikatakan aktivis politik Ahmad Lubis dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (12/9).

Menurut Lubis, terbongkarnya pernyataan Sofyan Wanandi itu karena informasi dari Kwik Kian Gie di akun Facebook-nya. “Sofyan Wanandi pun harus minta maaf ke publik karena pernyataannya itu bisa memunculkan masalah baru,” ungkap Lubis.

Kata Lubis, penyebutan bangsa pisang ini menunjukkan warga pribumi itu seperti kera. “Menurut pandangan Sofyan warga pribumi seperti kera yang suka makan pisang. Ini penghinaan Sofyan terhadap rakyat Indonesia,” papar Lubis.

Lubis mengatakan, perselisihan Kwik Kian Gie dengan Sofyan Wanandi ini makin membuat pemerintahan Jokowi makin gaduh. “Ini akan gaduh karena tidak jelasnya komando dari seorang Presiden Jokowi,” papar Lubis.

Sebelumnya di akun Facebook Kwik Kian Gie mengatakan, Sofyan Wanandi menyebut Indonesia bangsa pisang.

“Wahai Sofyan Wanandi, Anda itu Kepala Staf Wakil Presiden. Kalau lantas ikut-ikutan marah tentang sikap dan tindakan Menko Rizal Ramli, marah kepada Presiden yang membiarkan keputusannya tentang proyek 35.000 megawatt listrik dikoreksi oleh Menko-nya, terus menyebut republik ini menjadi Banana Republic atau Republik Pisang, bukankah anda yang menjadikan RI menjadi Republik Pisang. Kalau sudah Republik Pisang, yang paling cocok menjadi Presiden memang Sofyan Wanandi. Saya ingin menyumbang lagu kebangsaan, yaitu lagu Banana Boat yang dinyanyikan oleh Harry Belafonte.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

3 komentar

  1. …kalo diabilang kita bangsa pisang…..maka sebut saja dia sebangsa maling….boleh kan…?

  2. hehehe jadilah yang paling mbingungilah atau mbilungilah hahahaha pisang, monyet, atau apapun bisa jadi ajang kata tanpa batas sekalian aja bangsat malah mungkin masuk surga, hidup enaknya tanpa kata cuma mainkan mata

Komentar ditutup.