FPI: Teroris Gereja Bakar Mushola, Nyawa Dibayar Nyawa

Front Pembela Islam (FPI) - Foto: Republika
Front Pembela Islam (FPI) – Foto: Republika

Front Pembela Islam (FPI) memberikan sikap resmi terkait pembakaran dan penyerangan terhadap warga yang sedang melaksanakan Shalat Idul Fitri di Kabupaten Tolikara, Papua.

Menurut FPI Menyerang tempat suci umat Islam dihari suci umat Islam, artinya menabuh genderang perang dengan Umat Islam. Solusinya adalah Jihad.

“@DPP_FPI: 2. “Itu perbuatan BIADAB !!! Mereka KAFIR HARBI yg harus dibasmi !!! Mereka tlh menodai Agama, Bangsa dan Negara,” kicau DPP FPI di akun Twitter-nya @DPP_FPI

@DPP_FPI: 10. Saya serukan jgn sampai lebih 2 x 24 jam, para perusuh & aktor intelektualnya serta misionaris asing yg terlibat, harus sgr ditangkap.”

@DPP_FPI: 11. Sebelum para JIHADIS dari seluruh pelosok Tanah Air turun ke Papua untuk mengeksekusi mereka dengan prinsip ….”

@DPP_FPI: 12. … Luka dibayar dengan Luka, dan Darah dibayar dengan Darah, serta Nyawa dibayar dengan Nyawa. Sekian.”

twitt-fpi

Kekacauan terjadi pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua. Sebuah mushola dilempar dan dibakar. Warga setempat jadi ketakutan.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jumat 17 Juli. Umat Islam tengah melaksanakan salat Id di halaman Koramil 1702 / JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak.

Jamaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Mushola Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Mereka juga membakar rumah ibadah tersebut. Selain mushola, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan orang-orang itu.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News