Ngeri, Terendus Rencana Hancurkan Swasembada Beras NKRI lewat Beras Plastik dari China

Presiden Jokowi berharap kepada Presiden Xi Jinping, China terus meningkatkan kerja sama dengan prioritas maritim dan infrastruktur. (BBC)
Presiden Jokowi berharap kepada Presiden Xi Jinping, China terus meningkatkan kerja sama dengan prioritas maritim dan infrastruktur. (BBC)

Kemunculan beras plastik yang beredar di masyarakat merupakan bagian operasi intelijen China menghancurkan bangsa Indonesia.

“Setelah sabu-sabu muncul beras plastik dan pemainnya dari China maupun warga keturunan. Ini bagian operasi untuk menghancurkan bangsa Indonesia,” kata pengamat politik, Zainal Abidin dalam keterangan kepada suaranasional, Rabu (20/5/2015).

Menurut Zainal, China mempunyai kepentingan untuk menguasai Indonesia melalui berbagai sektor. “Kalau rakyat Indonesia sudah dikasih beras dan muncul penyakit, maka rakyatnya mati, sabu-sabu sengaja disebar, biar generasi Indonesia makin terpuruk,” jelas Zainal.

Zainal mengingatkan, Jokowi yang bekerjasama dengan China justru akan merusak kedaulatan bangsa Indonesia. “Munculnya tol laut yang membuka jalan China-Indonesia, akan makin menghancurkan NKRI,” papar Zainal.

Baca juga:  Habib Noval: Gus Fuad Pleret tidak Peduli dengan Agamanya

Seorang pedagang makanan di Bekasi, Jawa Barat mengaku mendapatkan beras palsu alias beras yang terbuat dari bahan sintetis berbahaya.

Dari hasil temuan tersebut, kini keluarga Dewi punya pekerjaan tambahan. Selain berjualan nasi dan bubur di depan rumahnya di Perumahan Mutiara Gading Timur, Kelurahan Mustika, Bekasi, Jawa Barat, ia terpaksa harus ekstra teliti memisahkan beras yang asli dan mana beras palsu yang dicurigai terbuat dari plastik.

Ini Dewi lakukan setelah beberapa hari lalu menemukan keganjilan dengan beras yang di masak. Sebagian beras tidak bisa bercampur dengan air.

Baca juga:  Menag Minta Hormati Ikhtiar KH Yahya Cholil Staquf Mendamaikan Israel-Palestina

“Airnya itu, posisinya ada di atas nggak campur sama nasi. Pada saat masak bubur, nasinya malah ngendap ke bawah, airnya ke atas. Jadi nggak menyatu. Malahan kita masak lagi, prosesĀ  banyak air, berasnya malah pecah, nggak hancur seperti masak bubur seperti biasanya,” ucap Dewi pemilik warung makan, seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (19/5/2015).