Naikkan BBM, Kebijakan Sinting Jokowi

Joko Widodo atau Jokowi
Joko Widodo atau Jokowi

Kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM sebagai kado peringatan serangan umum 1 Maret benar-benar menyerang jantung ekonomi rakyat, yakni memicu melambungnya harga bahan bahan pokok rakyat.

Demikian dikatakan peneliti Indonesia For Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng ,Selasa (3/2).

Menurut Salamuddin, kenaikan BBM itu di saat gejolak kenaikan harga beras belum sepenuhnya dapat diantisipasi oleh pemerintah Jokowi.

“Kebijkan menaikkan harga premium ini akan semakin memicu meningkatnya harga-harga secara tidak terkendali,” paparnya.

Salamuddin mengatakan, dengan naiknya premium berarti subsidi pemerintah telah dihapuskan sama sekali.

“Pihak Pertamina juga telah menyatakan bahwa Premium tidak lagi mengandung subsidi. Hal ini tidak sesuai dengan janji pemerintah sebelumnya akan mempertahankan subsidi untuk jenis premium dan solar sebesar masing masing Rp. 1000,” jelasnya.

Lanjutnya, kebijakan pemerintah Jokowi yang memainkan harga BBM seperti YOYO mengandung motif manipulasi subsidi oleh pemerintah yang semakin memperparah gejolak harga kebutuhan pokok.

“Pemerintah Jokowi hendak menyerahkan harga BBM pada mekanisme pasar, padahal hal tersebut melanggar konstitusi. Lagi pula harga minyak global turun, jadi ini rada sinting,” pungkasnya.

Baca juga:  Wartawan Senior: Pertemuan Tertutup Aktivis Medsos-Jokowi, Perang Gerilya Terhadap Penguasa di Dunia Maya Makin Kuat