Menteri Jokowi Salahkan Penutupan Gang Dolly

Gang Dolly (Dok Kompasiana)
Gang Dolly (Dok Kompasiana)

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penutupan lokalisasi Gang Dolly tidak menyelesaikan masalah pelacuran. Justru para Pekerja Seks Komersial (PSK) bergeser di kota-kota sekitar Subaraya seperti Nganjuk.

“Artinya, masalah mereka (WTS) itu bukan berarti mereka tidak mau berhenti dari perbuatan tercela itu, tapi kemiskinan telah menjebak mereka,” kata Khofifah, di pelataran Masjid Muayyad, Wonocolo, Surabaya, Sabtu (10/1) malam.

Selain itu, ia meminta para ulama juga tidak cukup hanya dengan memberi ceramah bahwa kefakiran (kemiskinan) itu mendekatkan seseorang pada kekufuran (kekafiran).

Baca juga:  Indonesia Butuh Pemimpin Petarung Ahli Ekonomi, Seperti Rizal Ramli?

“Kemiskinan adalah problem kita dan problem itu tidak bisa hanya dijawab dengan senjata atau ceramah, karena masalahnya tidak akan selesai. Islam mengajarkan kemiskinan hanya dapat dijawab dengan jihad harta,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Mensos menawarkan dua program Kemensos yang dapat dimanfaatkan untuk menuntaskan masalah kemiskinan di kalangan umat Islam.

“Kita punya program untuk menyantuni anak-anak yatim, tapi kita juga punya program untuk orang dewasa yang miskin yakni kelompok usaha bersama atau kelompok simpan pinjam,” katanya.

Di hadapan warga Wonocolo, Mensos menyerahkan bantuan untuk anak-anak yatim secara simbolis kepada tiga anak yang nilai keseluruhannya mencapai Rp 25 juta.

Baca juga:  Ngeri, Aziz Yanuar Ungkap Ada Drone Awasi Rumah HRS dan DPP API FPI