Mardigu Wowiek Prasantyo banyak bohongnya dalam memberikan komentar terkait Covid-19, vaksin, sosial, politik dan militer.
“Mardigu itu banyak bohongnya. Jejak digital Mardigu mengatakan, Donald Trump kalah atau menang, Covid-19 akan menurun. Ini kebohongan yang diungkapkan Mardigu,” kata aktivis politik Rahman Simatupang dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (18/1/2020).
Menurut Rahman, Mardigu juga berbohong mengaku sebagai pendiri PT Titis Sampurna. “Pihak PT Titis Sampurna juga membantah pernyataan Mardigu,” papar Rahman.
Dalam buku “Challenging Islamic Orthodoxy” terbitan Springer, yang merupakan hasil Disertasi Doktoralnya Al Makin, Universitas Islam Negeri – Sunan Kalijaga – Yogyakarta, terkuak pada di awal 2000-an Mardigu Wowiek masih ikut menjalankan MLM dan berhasil merekrut jamaah Lia Eden sebagai downline-nya dan membawa kabur uang jamaah sebanyak Rp 800 juta rupiah.
Kutipannya sebagai berikut.
“Lia reported the case of another former Salamullah client, Wowiek Prasantyo, whom she accused of deceiving Eden’s devotees by taking 800 million rupiah. The story goes that Wowiek, who ran the multilevel marketing business, Gold-quest, had asked the Eden devotees to join his business and collected a certain amount of money from each member. However, Wowiek disappeared as soon as they handed the money to him. Interestingly, Wowiek still appears on television from time to time using his hypnotic skills to assist the Indonesian police in their criminal investigations”
Lia melaporkan kasus mantan jamaah Salamullah lainnya, Wowiek Prasantyo, yang dia tuduh menipu jamaah pemuja Eden dengan mengambil 800 juta rupiah. Cerita berlanjut bahwa Wowiek, yang menjalankan bisnis MLM, Gold-quest, meminta jamaah Eden untuk bergabung dengan bisnisnya dan (dia) mengumpulkan sejumlah uang dari setiap anggota jamaah.
Menurut Rahman, publik dibohongi Mardigu dengan menggunakan bahasa Inggris sehingga seolah-olah terlihat pandai. “Padahal yang diucapkan Mardigu itu bagian trik agar terlihat pandai saja,” ungkap Rahman.