Pada periode pertama pemerintahan Jokowi, kita menyaksikan kegagalan demi kegagalan yang disuguhkan kepada rakyat. Penduduk miskin dan nyaris miskin membludak mencapai 140 juta jiwa dan 22 juta rakyat lapar kronis.
Demikian dikatakan Abdurrahman Syebubakar, Ketua Pengurus Institute for Democracy Education dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (25/7/2020).
Kata Abdurrahman, kegagalan Presiden Jokowi terlihat Pertumbuhan ekonomi jauh dari target meroket seperti sesumbar mantan Wali Kota Solo itu. “Utang negara meroket, ketimpangan sangat akut, korupsi merajalela dan oligarki meluas, kohesi sosial terkoyak, dan hukum compang camping,” jelas alumni pascasarjana The Australian National University.
Menurut Abdurrahman, Presiden Jokowi tidak bisa mengatasi masalah Covid-19 yang membuat rakyat menderita dan sengsara.
“Daftar keculasan Jokowi terus berlanjut. Sebut saja, RUU Omnibus Law pesanan pemodal yang menindas hak-hak buruh, UU Minerba yang memanjakan korporasi serta mengancam lingkungan dan nasib rakyat, dan UU Korona yang memanipulasi pandemi untuk membuka jalan korupsi politik dan menancapkan kekuasaan totaliter, yang melumpuhkan fungsi parlemen,” ungkapnya.
Selain itu, ia mengatakan, Jokowi memanfaatkan jabatan presiden dan istana negara untuk membangun dinasti politik melalui pencalonan Gibran, putra sulungnya, di Pilkada Kota Solo. Selain itu, ada juga Boby Nasution, menantu Jokowi, yang akan bertarung di Kota Medan; Wahyu Purwanto, adik ipar Jokowi, untuk Pilkada Kabupaten Gunung Kidul; dan Doli Sinomba Siregar, paman Boby, untuk Pilkada Kabupaten Tapanuli Selatan.